KKB Papua
Pejuang KKB di Australia Minta Damai Tapi Pasang Banyak Syarat Untuk Indonesia, Begini Isi Suratnya
Kelompok kriminal bersenjata di Papua, mulai memberi isyarat menyerah tapi pasang banyak syarat untuk Indonesia. Kini berani surati Presiden Jokowi.
Penulis: Frans Krowin | Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM - Sampai saat ini kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, masih terus melancarkan tindakan makar.
Berbekal senjata api dan senjata tradisional lainnya, mereka menyerang aparat TNI dan Polri serta warga sipil lainnya.
Akibat perbuatannya itu tak sedikit nyawa melayang sia-sia. Yang meninggal dunia itu termasuk juga awak kelompok kriminal tersebut.
Lantaran tindakan KKB mengganggu stabilitas nasional, merongrong kedaulatan NKRI, maka Presiden Jokowi pun mengambil tindakan tegas.
Presiden Jokowi memerintahkan aparat bersenjata baik TNI maupun Polri untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku.
Sementara terhadap kelompok kriminal tersebut, pemerintah menyebutnya sebagai teroris, sehingga wajib hukumnya untuk ditumpas.
Atas perintah Presiden itulah TNI Polri mengambil langkah-langkah konrit guna membasmi kelompok tersebut dari muka bumi Indonesia.
Langkah-langkah konkrit tersebut, kini viral di media sosial. Bahkan tak hanya prosesnya tetapi juga hasilnya, kini viral di jagat maya.
Baca juga: HEBAT! Pasukan Marinir Tumpas Habis KKB di Sorong Timur, Kekuatan Musuh Ternyata Hanya Seujung Kuku
Hal yang mengejutkan, adalah ketika TNI Polri sedang memberlakukan tindakan tegas tersebut, tiba-tiba muncul surat terbuka yang dilayangkan dari Australia.
Surat itu muncul, setelah TNI Polri mulai satu per satu mengambil alih markas KKB yang selama ini ditempati kelompok makar tersebut
Surat terbuka itu ditulis oleh seseorang yang menyebutkan dirinya sebagai pejuang Papua Merdeka tinggal di Australia.
Sosok tersebut bernama Akogo Amatus Do. Ia merupakan mantan pencari suaka asal Papua seusai melakukan tindakan kejahatan di Indonesia.

Konon kabar, selama ini Akogo Amatus Do mengemban jabatan strategis di TPNPB/OPM.
Sosok tersebut menduduki jabatan penting, yakni sebagai Ketua Dewan Diplomatik TPNPB/OPM.
Dalam suratnya tersebut, dia membeberkan beberapa hal yang menurutnya penting untuk bangsa Papua.