Thomas Cup dan Uber Cup 2022
Begini Perjalanan Bersejarah Piala Thomas hingga Indonesia Rebut Gelar Juara 2020
Inilah perjalanan bersejarah gelaran Piala Thomas, hingga Indonesia sukses menyabet gelar juara Thomas tahun 2020 di Aarhus, Denmark.
Di final pertama, Malaysia mengalahkan Denmark 8-1.
Baca juga: Ancor Keuangan, Rusia Harus Rogoh Koceh Rp 390 Triliun per BUlan Biaya Invasi Perang ke Ukraina
Pada waktu itu, Alan Thomas menyerahkan langsung trofi kepada kapten pemenang Lim Chuan Geok.
Piala Thomas berlanjut di tahun 1952 dan 1955 untuk melihat lebih banyak pertempuran terkenal.
Kembali, Malayasia menyapu tiga gelar juara di edisi pertama.
Tetapi pada tahun 1957 Indonesia yang bangkit seperti burung phoenix, menghancurkan semua harapan negara lain, dan berhasil menyabet tiga gelar juara di edisi berikutnya.
Indonesia punya kans untuk mempertahankan gelarnya pada 1967, namun karena riuhnya Istora Senayan Jakarta, Malaysia dianugerahi seri dan menjadi pemenang kala itu.
Itu terjadi saat suasana Istora Senayan makin panas dan penonton terus berapi-api menyanyikan lagu-lagu pembakar semangat seperti Indonesia Raya, Padamu Negeri, hingga Rayuan Pulau Kelapa.
Kondisi itulah yang memicu honorary referee (wasit kehormatan), Herbert Scheele asal Inggris mulai gerah.
Scheele seolah memberikan isyarat bahwa dukungan dan teriakan penonton justru mengganggu pemain yang tengah melakukan servis.
Bagi Scheele, penonton bulutangkis seharusnya bisa tertib seperti penonton tenis. Namun, hal itu tak dihiraukan penonton, yang justru menyoraki balik Scheele.
Gemuruh Istora semakin tak terkontrol dan berubah seperti neraka bagi Malaysia.
Baca juga: Komandan Perang Rusia Berani Membantah Presiden Putin Perangi Ukraina Pakai Nuklir? Ini Jawabannya
Pemain Malaysia yang tampil kala itu tak kuat mendengar teriakan penonton Istora Senayan, dan memutuskan untuk tak melanjutkan pertandingan.
Melihat hal itu, Scheele kesal dan mulai berjalan ke arah tribun penonton.
Wasit kehormatan asal Inggris itu coba menenangkan penonton dengan pengeras suara, namun justru direspons dengan sorakan penonton.
Scheele pun memutuskan pertandingan dilanjutkan keesokan harinya tanpa penonton, namun Indonesia menolak dengan tegas keputusan itu.