Thomas Cup dan Uber Cup 2022
Begini Perjalanan Bersejarah Piala Thomas hingga Indonesia Rebut Gelar Juara 2020
Inilah perjalanan bersejarah gelaran Piala Thomas, hingga Indonesia sukses menyabet gelar juara Thomas tahun 2020 di Aarhus, Denmark.
Akhirnya, pertandingan malam itu pun resmi dihentikan dalam kondisi undecided (tak diputuskan siapa yang menang dan kalah).
Tak tinggal diam, Indonesia sempat mengajukan protes keras kepada IBF atas aksi keputusan sepihak Scheele.
Lalu, dalam sidang IBF tertanggal 4 Juli 1967 di London, diputuskan bahwa challenge round Indonesia vs Malaysia (sisa partai yang belum selesai), akan tetap dilanjutkan di Selandia Baru pada Oktober 1967.
Sekali lagi, Indonesia menolak keras keputusan tersebut dan akhirnya gelar juara diberikan ke Malaysia.
Perubahan dilakukan pada format segera setelah itu.
Baca juga: Ini Jadi Alasan Israel Terima Permintaan Maaf Putin Atas Ucapan Menlu Rusia Soal Hitler
Pemenang antar zona harus melawan juara bertahan di final 'Challenge Round' untuk memperebutkan trofi, tetapi setelah tahun itu, Challenge Round dihapuskan.
Tim merah putih berhasil merebut dan mempertahankan gelar juaranya hingga empat edisi (1970, 1973, 1976, 1979)
Kedatangan China ke kancah internasional pada awal 1980-an memberikan perubahan lain.
Pemain China, meskipun penampilan internasional mereka terbatas sampai saat itu, membuktikan bahwa mereka sudah menjadi ancaman dunia.
Final melawan juara bertahan Indonesia di tahun 1982, terbukti menjadi salah satu pertemuan paling memukau sepanjang masa.
5-4 untuk China pada debut mereka, dengan Han Jian menjadi superstar tersebut dengan mengalahkan juara All England tiga kali Liem Swie King 15 -12, 11-15, 17-14.
Pada edisi berikutnya (1984), dua perubahan signifikan terjadi.

Piala Thomas akan diadakan bersamaan dengan Piala Uber setiap dua tahun, bukan lagi tiga tahun.
Seri akan diperebutkan dalam lima pertandingan, bukan Sembilan pertandingan lagi.
Lebih banyak perubahan dalam format kualifikasi akan dilakukan pada edisi berikutnya.