Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 8 Mei 2022: Gembala Berbau Domba
Gereja saat ini melaju dalam gelombang revolusi sosial dan kultural dahsyat. Dunia politik sedang dilanda revolusi populisme kanan.
Judith Fain pernah melakukan riset perihal cara orang Israel menggembalakan dombanya. Dia menghabiskan waktu beberapa bulan di Israel.
Mencari rumput bukanlah hal yang mudah bagi penggembala Israel karena kondisi tanah yang berbatu. Hal ini membuat para gembala harus lebih aktif (CBN 16819).
Suatu hari Judith menjumpai tiga orang penggembala dengan kelompok dombanya bertemu di sebuah jalan dekat kota Yerusalem.
Tiga orang penggembala itu berbincang sejenak dan saat berbincang, domba-domba gembalaannya bercampur baur menjadi satu kelompok besar.
Judith sangat tertarik dan ingin tahu bagaimana tiga gembala itu memisahkan domba miliknya satu sama lain. Maka ia menunggu sampai tiga orang itu berpisah.
Dia begitu tertegun saat melihat gembala-gembala itu memanggil domba-dombanya. Saat mendengarkan suara gembala-gembala itu, sebuah keajaiban hadir: domba-domba itu memisahkan diri dari kelompok besar dan mengikuti gembalanya.
Sepertinya selama ribuan tahun cara menggembalakan domba di Israel tidak berubah.
“Ada bersama” selama rentang waktu yang panjang itu merekatkan hati gembala dan domba. Ada rasa saling percaya yang ditumbuhkan dalam “ada bersama” itu.
“...Tetapi kamu tidak percaya karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku!” (Yohanes 10:27)
Domba bukanlah hewan yang bodoh seperti anggapan banyak orang. Sebab, domba adalah hewan penuh perhatian. Dia memiliki pendengaran yang tajam sehingga bisa membedakan siapa gembalanya.
Cara seorang gembala membuat domba itu bisa mengikutinya adalah memberi makan domba itu dari tangannya, dekat dengan domba-dombanya, berbicara kepada mereka sehingga domba-domba itu mengenali suaranya dan menaruh kepercayaan kepadanya.
Jadi ketika gembala itu berjalan di depan, domba-domba mengikuti dia karena mereka percaya bahwa gembala akan menuntun mereka mendapatkan makanan dan minuman.
“Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku” (Yoh 10:28).
Gembala berbau domba setia hadirkan jaminan keselamatan. Terkadang, ia mesti korbankan diri dan hidupnya. Ia tidak sekadar mengantar domba hingga tujuan tapi merawat hidupnya dan menjaganya dari aneka bahaya. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 8 Mei 2022:
