Berita Kupang Hari Ini
Pengrajin Gerabah di Kabupaten Kupang Banjir Orderan
panjat lontar untuk iris tuak dan saya buat ini, saya punya anak laki-laki besar yang ikut saya belajar buat gerabah
Mama Yuliana mengaku kerjanya setiap hari hanya seperti itu, selain membuat gerabah dia juga membuat anyaman tempat sirih pinang yang dihargai 20 ribu rupiah.
"Saya kerja ini dari tahun 1983 sejak saya merantau dari Rote kesini, dengan suami kami kerja begini, suami panjat lontar untuk iris tuak dan saya buat ini, saya punya anak laki-laki besar yang ikut saya belajar buat gerabah," ungkap mama Yuliana.
Dia mengaku saat ini banyak muda-mudi yang tidak mau belajar kesenian apalagi kerajinan gerabah yang setiap hari bermain dengan lumpur seperti yang dirinya lakukan.
Baca juga: Begini Kronologi Penganiayaan Seorang Anak Oleh Tiga Pria Mabuk di Kabupaten TTU
Namun bagi dia setiap pribadi memiliki kemauan masing-masing, akan tetapi dia tidak menutup diri bila ada pemuda yang mau datang belajar menbuat gerabah.
"Saya ini kalau ada pelatihan-pelatihan atau pameran selau ikut karena di Kabupaten Kupang yang kerja ini barang hanya berapa orang saja," sambungnya.
Dengan membuat kerajinan tangan gerabah dirinya bisa menghidupi keluarga bersama sang suami.(*)