Berita Sikka Hari Ini
Kalak BPBD Sikka, Minta Budayakan Siaga Mengurangi Resiko Bencana
Masyarakat bukan hanya sebagai objek saat bencana tiba, tapi juga harus bertindak sebagai subjek
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofri Fuka
POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Dalam rangka memperingati hari kesiapsiagaan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka menggelar Diskusi Panel yang berlangsung di Aula SMA Yohanes Paulus II Maumere, Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka pada 26 April 2022 lalu.
Dalam diskusi tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Sikka, Yohanes Babtista Laba, ST menekankan bahwa peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) yang diselenggarakan setiap tanggal 26 April 2022, bukan hanya sekadar perayaan seremonial.
Menurutnya,UU Nomor : 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana membuka paradigma baru dalam penanggulan bencana yaitu responsif menjadi preventif (pengurangan resiko), sektoral menjadi multisektoral, bencana menjadi urusan bersama.
Baca juga: Putri Krisdayanti tak Sengaja Minum Saat Puasa,Atta dan Tahriq Halilintar Langsung Bereaksi ke Amora
"Pengurangan resiko bencana harus memprioritaskan pada saat prabencana, bukan tunggu saat bencana. Sehingga saya mengajak unsur pentahelik perlu meningkatkan kegiatan dan membudayakan kesiapsiagaan dan rencana mitigasi sebelum terjadi bencana," pinta Yohanes.
Dikatakan Yohanes, peringatan HKB adalah media untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan sebagai bangsa, khususnya masyarakat yang ada di daerah rawan bencana, untuk meningkatkan kapasitas dalam menghadapi bencana.
Yohanes Laba juga menjelaskan bahwa peran aktif seluruh pihak pentaheliks (pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media) sangat penting untuk kefektifan pengurangan risiko bencana. Artinya, masyarakat harus bisa berpartisipasi dalam meningkatkan kapasitas, mulai dari tingkat individu, keluarga, hingga komunitas.
Baca juga: Objek Wisata Pantai Kita di Kota Maumere Dipadati Pengunjung
"Masyarakat bukan hanya sebagai objek saat bencana tiba, tapi juga harus bertindak sebagai subjek," tambahnya.
Dalam kegiatan tersebut, Kalaksa juga membuka ruang diskusi panel dalam sistem Penanggulangan Bencana baik pada saat prabencana, tanggap darurat dan pasca bencana yang kerap terjadi di wilayah nian Tana Sikka.
Kegiatan tersebut dihadiri para pimpinan OPD Sikka, unsur TNI/Polri, para camat, Lurah ,LSM, Relawan dan Unsur Media. Diakhir diskusi panel, Yohanes Laba menegaskan keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi.
Baca juga: Kisah Kakek Pemulung di Sikka, Tiap Hari Jalan Kaki 8 Kilometer Sambil Dorong Gerobak
Oleh karena itu, lanjut Yohanes, multisektoral perlu meningkatkan kerja sama dalam mengurangi resiko dan penanggulangan bencana. (Cr1)