Berita Lembata Hari Ini
Menguatkan Kapasitas Keluarga di Lembata Agar Tangguh Bencana
Kelima program ini bukan diinisiasi oleh pemerintah daerah tapi oleh lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Forum PRB.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Kepala Pelaksana BPBD Lembata Sipri Meru, menjelaskan bahwa urusan penanggulangan bencana melibatkan lima stakeholder atau lazim disebut pentahelix yakni pemerintah, masyarakat, lembaga sosial/dunia usaha, media dan akademisi.
Sipri Meru berujar juga merefleksikan kembali peristiwa bencana setahun yang lalu dan memakan banyak korban jiwa. Untuk itu, salah satu tujuan dari simulasi ini adalah tak ada korban jiwa saat terjadinya bencana atau zero korban bencana.
“Hari ini kita bangun kekuatan bersama untuk kesiapsiagaan bencana di Lembata, selalu siaga hadapi bencana sehingga selalu kuat tanggulangi bencana,” katanya.
Dia menyebutkan bahwa pemerintah juga telah memasang alat pendeteksi tsunami di Pantai Hadakewa yang bisa mengantisipasi tsunami dengan mengukur tinggi air laut. Alat ini sangat penting karena wilayah pesisir pantai yang juga terancam bencana tsunami.
Kegiatan simulasi ini juga diikuti oleh Lurah Lewoleba Timur Ronald F Aikoli, dan sejumlah relawan Forum PRB Lembata seperti Achan Raring, Tinus Huar, Eki Habel, Andri Atagoran, dan anak-anak Pramuka.(*)