Berita Lewoleba Hari Ini
Lebih Dari Setahun, Gunung Ile Lewotolok Terus Erupsi
Gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata terus erupsi pasca peristiwa erupsi besar pada 29 November 2022 lalu. Gunung itu, telah lebih dari setah
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Gunung api Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata terus erupsi pasca peristiwa erupsi besar pada 29 November 2022 lalu. Gunung itu, telah lebih dari setahun mengeluarkan magma dan kepulan asap hampir setiap harinya. Dalam laporan Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok, disampaikan tinggi kolom itu berkisar dari ratusan hingga lebih dari 1000 meter.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) NTT, Herry Kotta, mengatakan, erupsi seperti yang terjadi di gunung Ile Lewotolok itu akan terus terjadi selama masih ada proses parcial melting maka dia akan mencari tekanan yang lebih rendah maka dia akan keluar. Herry menyebut, aktifnya gunung api itu bisa sampai ratusan tahun lamanya.
"Seperti Marapi di Jogjakarta itu kan 3-4 tahun sekali, bahkan ada yang dua tahun sekali erupsi lagi. Tergantung aktifitas magma dibagian bawa. Kalau aktifitas magma dia akan mencari tekanan yang lebih rendah. Ketika mencari tekanan lebih rendah maka dengan letusan," katanya, Sabtu 23 April 2022 malam.
Fenomena yang terjadi pada gunung Ile Lewotolok, yang mana tiap hari terjadi erupsi, memang karena ada magma yang sedang terjadi. Ia mengibaratkan letusan itu seperti bisul yang bernanah. Magma akan terus keluar selama masih ada didalam perut gunung.
Ia menerangkan, yang perlu diketahui masyarakat adalah karakteristik dari bencana gunung api itu sendiri. Gunung api, kata dia, memang bisa diprediksi. Peringatan dan perubahan status gunung dari petugas PPGA menjadi rujukan bagi masyarakat. Status itu berupa Awas, Siaga dan Waspada.
Herry menyebut, pada level siaga, prediksi meletusnya gunung bisa terjadi pada dua pekan setelah penetapan status. Ini bisa meminimalisir korban dan dilakukan evakuasi pada warga sekitarnya. Petugas PPGA, lanjut dia, juga wajib menyampaikan atau mengedukasi warga secara berkala.
Karakteristik gunung, dilihat dari status gunung. Untuk itu, peran pemerintah dan petugas PPGA sangat penting menyampaikan informasi mengenai perkembangan gunung. Pada radius yang dikategorikan berbahaya oleh petugas PPGA, Herry juga menyampaikan agar masyarakat bisa mematuhi itu.
Tujuannya, mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, bila terjadi erupsi disertai awan, masyarakat agar menggunakan masker atau penutup hidung mencegah menghirup partikel berbahaya yang berterbangan.
Baca juga: Harga Cumi Jarum Naik Menjelang Idul Fitri di Pasar Oeba, Kelurahan Fatubesi Kota Kupang
Dalam laporan petugas PPGA Ile Lewotolok per 23 April 2022 petang, tampak asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 50-400 m di atas puncak kawah. Teramati letusan dengan tinggi 400 m dan warna asap kelabu..
Status kegempaan dilaporkan berjumlah 1 kali, amplitudo : 9 mm dengan durasi 48 detik. Gunung Ile Lewotolok berstatus Level III (Siaga). Petugas merekomendasikan
masyarakat di sekitar G. Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah G. Ili Lewotolok.
Masyarakat Desa Jontona, kecamatan Oke Ape Timur, agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah G. Ili Lewotolok.
"Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada disekitar G. Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit," tulis laporan petugas PPGA.
"Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling G. Ili Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak G. Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama disaat musim hujan," sebut Yeremias Kristianto Pugel, A.Md, petugas PPGA dalam laporannya.
Ia menyampaikan seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi G. Ili Lewotolok setiap saat. Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi G. Ili Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
"Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung," tandasnya.
Baca juga: M Pa Radja, Pahlwan NTT Asal Sabu Raijua Diabadikan jadi Nama Jalan di Kupang, Ini Lokasinya
Sejarah Erupsi
Gunung Ili Lewotolok berada di Kecamatan Ili Ape, Kabupaten Lembata dengan ketinggian 1.424 meter di atas permukaan laut (MDPL).
Pendakian gunung tersebut dilakukan melalui Desa Atowatung atau Baupukang yang beada di utara Gunung Ili Lewotolok.
Dikutip dari vsi.esdm.go.id, sejarah erupsi dan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ili Lewotolok tercatat sejak tahun 1660. Data letusan pertama Ile Lewotolok terdapat dalam catatan perjalanan Wouter Schout tahun 1775. Pada tahun 1819, terjadi letusan normal di kawah pusat. Gunung tersebut juga pernah erupsi pada 6 Oktober 1849.
Selanjutnya letusan pada 5 dan 6 Oktober 1852 merusak daerah di sekitar kawah pusat. Letusan selanjutnya terjadi pada tahun 1865. 1889. 1920. 1939 dan 1951. Pada Desember 2020, gunung Ile Lewotolok erupsi dan lahar dingin yang dikeluarkan menerjang 2 desa. Saat itu Pemkab Lembata menetapkan status darurat bencana. (Fan)