Perang Rusia Ukraina

Rusia Diambang Kemenangan, Pasukan Militer Semakin Ofensif Rebut Mariopul Ukraina

Operasi ofensif musuh di selatan bergantung pada Mariupol. Musuh berusaha memfokuskan semua upayanya padanya.

Editor: Alfons Nedabang
DAILYMAIL.CO.UK
Video menunjukkan Marinir Ukraina menyerah di kota timur Mariupol. Rusia mengeklaim 1.026 Marinir Ukraina bersembunyi di pabrik besi dan baja Ilyich di distrik industri kota telah dipaksa untuk menyerah, termasuk 162 perwira. 

POS-KUPANG.COM - Keberhasilan operasi militer Rusia di Ukraina tergantung pada kemampuan Moskwa merebut Mariupol. Kota pelabuhan strategis di Ukraina selatan tersebut telah dikepung selama berminggu-minggu oleh pasukan Rusia.

"Operasi ofensif musuh di selatan bergantung pada Mariupol. Musuh berusaha memfokuskan semua upayanya padanya," kata Gubernur Donetsk Ukraina, Pavlo Kyrylenko kepada AFP, Jumat 22 April 2022.

Ukraina mengatakan, ratusan pasukannya dan warga sipil yang bersembunyi di dalam pabrik baja besar Azovstal di Mariupol dan Kyiv sudah berulang kali menyerukan gencatan senjata untuk memungkinkan wanita, anak-anak, dan orang tua keluar dari kota yang hancur itu dengan aman.

Kyrylenko menambahkan bahwa Azovstal tetap bertahan dan pasukan Ukraina yang tersisa di kota masih memiliki beberapa amunisi, tetapi kelelahan setelah dua bulan perang Rusia vs Ukraina.

Para pejabat Ukraina dalam beberapa hari terakhir mendesak dibukanya jalur evakuasi untuk memungkinkan warga sipil mengungsi, dan menuduh pasukan Rusia terus melakukan serangan yang membuat evakuasi tidak mungkin dilakukan.

Baca juga: Mariupol Memburuk,1000 Warga Sipil Terjebak di Pabrik Baja, Boris Johnson Samakan Putin dengan Buaya

"Pihak Rusia sama sekali tidak pernah memenuhi kesepakatan tentang koridor kemanusiaan," kata Kyrylenko kepada AFP.

Dia mengatakan, pasukan Rusia menjadi semakin frustrasi karena kota itu bertahan, dan menuduh tentara Moskwa menebarkan kepanikan di antara penduduk yang tersisa.

"Bagaimana caranya? Blokade, kelaparan, pemboman terus-menerus, serangan udara, serangan rudal, artileri berat, dan tank, yang menghancurkan sebagian besar rumah di Mariupol," terangnya.

Kremlin minggu ini mengeklaim pembebasan Mariupol yang sangat penting bagi rencana perangnya, hampir dua bulan setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi Rusia ke Ukraina.

Ingin Rebut Donbass

Jenderal tinggi Rusia juga mengonfirmasi bahwa pihaknya mencoba mengambil penuh kendali Donbass dan Ukraina selatan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Mayor Jenderal Rustam Minnekaev seperti dikutip oleh kantor-kantor berita Rusia, Jumat 22 April 2022.

"Sejak dimulainya tahap kedua operasi khusus... salah satu tugas tentara Rusia adalah membangun kendali penuh atas Donbass dan Ukraina selatan," ujarnya dikutip dari AFP.

"Ini akan memberikan koridor darat ke Crimea," tambahnya, mengacu pada semenanjung Rusia yang dianeksasi dari Ukraina pada 2014.

Baca juga: Mayat Berserakan di Mana-mana Warga Mariupol Gemetar Lihat Mayat Kota Luluh Lantak Dibom Rusia

Komentar Minnekaev adalah deskripsi paling rinci tentang tujuan Rusia dalam fase kedua operasinya, yang dimulai setelah pasukannya ditarik kembali dari ibu kota Ukraina, Kyiv.

"Kontrol atas Ukraina selatan adalah jalan keluar lain ke Transnistria, di mana ada kasus orang-orang berbahasa Rusia yang ditindas," menurut Minnekaev.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved