Berita Rote Ndao Hari Ini

Kisah Dua ABK KM Kuda Laut Asal Hundihuk yang Selamat di Perairan Australia Hingga Tiba di Rote

Sampai sekitar jam 7 pagi, satu lagi meninggal. Mulai dari situ meninggalnya berturut-turut sampai tinggal kami 3 orang

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/MARIO GIOVANNI TETI
Melky Roni Arianto Giri (39), warga RT 014/RW 007, Dusun Hundihuk Tengah dan Habel Kanuk (44), warga RT 007/RW 004, Dusun Hundihuk Timur saat dijumpai di rumah mereka masing-masing, Desa Hundihuk, Kecamatan Rote Barat Laut, Kabupaten Rote Ndao. Kamis, 21 April 2022. 

Laporan Rheporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti

POS-KUPANG.COM, ROTE NDAO - Dua nelayan yang berasal dari Desa Hundihuk, Kecamatan Rote Barat Laut, Rote Ndao, telah pulang ke rumahnya dengan selamat, setelah sebulan pergi melaut bersama kapal mereka, KM Kuda Laut dan kandas di perairan Australia.

Dua warga yang selamat dari maut itu, Melki Giri, yang tinggal di Dusun Hundihuk Tengah, RT.016/RW.008, Desa Hundihuk dan Habel Kanuk, alamat, Dusun Hundihuk Timur, RT. 007/RW.004, Desa Hundihuk.

Mereka tiba pada hari Rabu, 20 April 2022, sekitar pukul. 16.00 Wita. Korban Laka Laut dari KM Kuda Laut yang karam di Perairan Australia, pada hari Jumat, 18 Maret 2022, telah tiba di Bandar Udara DC. Saudale, Rote Ndao.

Salah seorang korban selamat, saat dijumpai POS-KUPANG.COM, Kamis, 21 April 2022, di rumahnya, RT 016/RW 008, Dusun Hundihuk Tengah, Melky Roni Arianto Giri (39) alias Melky mengisahkan, dirinya dan 11 teman awak KM Kuda Laut, mulai start dari  Pelabuhan Rakyat Hundihuk pada hari Kamis, 17 Maret 2022.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Putin Akan Hadiri KTT G20 Indonesia, PM Australia Hubungi Jokowi

"Sampai tengah malamnya kita dapat angin besar dan gelombangnya kencang, nahkoda (Yohanis Balu) sempat bilang, kita putar balik saja, gelombangnya besar," kata Melky.

Pokoknya, dikatakan Melky,  saat pagi hari, di hari Jumat, 18 Maret 2022, sekitar jam 5, ombak datang dan sekali menghantam KM Kuda Laut, langsung terbalik dan tenggelam.

"Satu-satu pertolongan kami saat itu, hanya bikin rakit, kita buka semua kayu perahu, dan bambu-bambu dan kita bikin rakit," jelas Melky.

Sambungnya, ia dan 11 orang temannya, bertahan dari rakit sampai hari Sabtu, 19 Maret 2022. Sorenya sekitar jam 3, dikatakan Melky, satunya meninggal, karena lapar, dingin dan lemah. Sekitar jam 8, satu lagi meninggal. Tengah malam lagi satu meninggal. Diceriterakannya, di hari Sabtu meninggal sudah 3 orang.

Baca juga: Negara Barat Ancam Walk-Out Jika Rusia Ikut Datang ke KTT G20,Sikap Indonesia Terancam Dipermalukan

"Bertahan sampai hari Minggu, hari yang ketiga. Paginya masih subuh, nahkodanya hilang. Tidak tahu hilangnya kemana, sampai dia tenggelam. Sampai sekitar jam 7 pagi, satu lagi meninggal. Mulai dari situ meninggalnya berturut-turut sampai tinggal kami 3 orang," terang Melky.

"Sekitar jam 3 sore baru ada pesawat patroli dari Australia melintas. Mungkin mereka sudah komunikasi dengan kapal barang, kalau tidak salah Kapal itu dari Singapura, yang menolong kami," sambungnya.

Tambahnya, selain menghubungi kapal barang sebagai kapal terdekat saat itu, mereka (pesawat patroli Australia) juga sudah komunikasi dengan kapal angkatan laut dan saat itu kapal angkatan laut masih jauh lokasi tenggelamnya KM Kuda Laut. Malamnya kapal angkatan laut tiba, dikatakan Melky, diover atau dipindahkan ia dan kedua temannya dari kapal barang tadi, ke kapal angkatan laut dan bawa ke Darwin.

Baca juga: Peringati Hardiknas 2022, MKKS SMA SMK Sumba Timur Gelar Turnamen Sepakbola Antar Sekolah 

"Waktu kami bertiga ditolong oleh kapal barang itu, kami sudah berpisah dengan saudara Riky Balu, karena dia saat itu sudah kritis," ucap Melky.

Cerita yang dirinya dapatkan dari konsulat, bahwa malam itu juga helikopter langsung jemput saudara Riky di atas kapal. Melky juga menerangkan,  yang bertahan saat itu, ia dan saudara Habel, sedangkan saudara Ricky Balu kondisinya kritis, dan langsung dijemput helikopter.

"Saat terapung di atas laut, di dalam hati saya, semoga cepat ada pertolongan. Karena sudah tidak ada makan dan minum. Kita berdoa terus-menerus, kalau bisa ada pertolongan," ungkap Melky.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved