Berita Nasional
Kota Singkawang, dengan Populasi Etnis Tionghoa Terbesar, Paling Toleran di Negara Mayoritas Muslim
Dengan lebih dari 235.000 penduduk, Singkawang memiliki reputasi inklusif di negara yang terkadang memiliki sentimen anti-China
Kota Singkawang Kalimantan Barat, dengan Populasi Etnis Tionghoa Terbesar – Tempat Paling Toleran di Negara Mayoritas Muslim
- Dengan lebih dari 235.000 penduduk, Singkawang memiliki reputasi inklusif di negara yang terkadang memiliki sentimen anti-China
- Singkawang di Kalimantan Barat, terkenal dengan kelenteng khas Tionghoa dan komunitas Hakka, Teochew, dan Hokkien-nya
POS-KUPANG.COM - Singkawang di Provinsi Kalimantan Barat – yang memiliki populasi etnis Tionghoa yang cukup besar – terpilih menjadi tempat paling toleran di Indonesia pada tahun 2021, penelitian dan advokasi sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di Jakarta menemukan.
Singkawang adalah rumah bagi lebih dari 235.000 penduduk dan mempertahankan statusnya sebagai salah satu tempat paling inklusif di negara berpenduduk lebih dari 270 juta orang dalam beberapa tahun terakhir.
Setara Institute for Democracy and Peace akhir bulan lalu meluncurkan Indeks Kota Toleran 2021 – yang kelima sejak pertama kali dirilis pada 2015.
Indeks tersebut mencantumkan 10 kota di Indonesia dengan skor toleransi tertinggi dan terendah masing-masing dari 94 kota yang disurvei secara nasional.
Singkawang mendapat skor 6,483 dari tujuh berdasarkan delapan indikator seperti rencana pembangunan daerah, kebijakan diskriminatif, insiden intoleransi, dinamika masyarakat sipil, pernyataan publik oleh pemerintah kota, tindakan nyata dari pemerintah kota, heterogenitas agama dan inklusi sosial-keagamaan.
Selama peluncuran indeks, Setara Institute for Democracy and Peace memuji keberhasilan peraturan “terobosan” Singkawang yang diberlakukan tahun lalu tentang toleransi masyarakat.
Hal ini menjadi pedomannya untuk mencegah dan menindak setiap tindakan intoleransi yang “dapat mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum” di kota.
“Singkawang juga telah menerapkan prinsip inklusivitas dalam perencanaan program kegiatan kota,” demikian ringkasan eksekutif indeks yang mengacu pada program yang berfokus pada keluarga dan anak.
“Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, terjaga dan terbinanya dialog kerukunan,” tambahnya.
Dalam lima indeks berturut-turut, Setara Institute for Democracy and Peace telah menemukan Singkawang secara konsisten menempati peringkat di antara kota-kota paling toleran – masing-masing menempati urutan ketiga, keempat (bersama dengan tiga lainnya), pertama, kedua dan pertama – di negara dengan 34 provinsi.
Indeks Kota Toleran 2021 menemukan kota-kota dengan peringkat tertinggi lainnya termasuk Manado dan Tomohon di Sulawesi Utara, Ambon di Maluku, Kupang di Nusa Tenggara Timur, serta Salatiga dan Magelang di Jawa Tengah.
Sementara itu, indeks yang sama mencatat Depok di Jawa Barat, Banda Aceh dan Sabang di Aceh, Cilegon di Banten, serta Pariaman dan Padang di Sumatera Barat sebagai beberapa kota dengan peringkat terendah di Indonesia untuk tahun lalu.
Walikota Singkawang Tjhai Chui Mie, yang menjabat pada 2017 dan merupakan etnis Tionghoa, mengatakan pada peluncuran indeks di ibu kota Indonesia Jakarta, “Singkawang adalah kota multietnis, kami memiliki 17 asosiasi [etnis] dan kami adalah miniatur Indonesia.”
“Jika seluruh Indonesia bisa… menjaga toleransi rakyatnya, saya yakin Indonesia akan menjadi Indonesia yang kuat, Indonesia yang maju,” ujarnya.