Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 14 April 2022: Mgr Gabriel Manek SVD: Sosok Kasih yang Paling Agung
Ia memberi diriNya bagi kita, agar kita tidak menutup diri bagi orang lain. Ia memberi diriNya, agar kita menemukan kekuatan baru untuk melayani
KasihNya membaharui sejarah kehidupan yang ‘compang-camping’ menjadi lebih ‘bermartabat’ dan berkenan di Hadirat Allah yang kudus!.
Ia memberi diri, agar ‘roti’ dan ‘anggur’ kehidupan kita menjadi lebih bermakna! Ia memberi diri, agar manusia yang percaya mampu berbagi dengan sesama; Ia memberi diriNya jadi santapan, agar kita mampu menyaksikan WajahNya yang ilahi!
Ia memberi diriNya bagi kita, agar kita tidak menutup diri bagi orang lain. Ia memberi diriNya, agar kita menemukan kekuatan baru untuk melayani dengan ikhlas.
Uskup Via Dolorosa Mgr Manek selalu melihat ‘Ekaristi Kudus’ sebagai ‘sarapan kehidupan’, yang tidak saja dirayakan untuk mengawali hari baru, melainkan untuk menimba kekuatan dan anugerah baru, yang justru darinya dapat meneguhkan hati.
Dengan demikian semua kegiatan di seluruh hari dapat menjadi sebuah ‘pembaruan kasih’ bagi sesama. Serentak inilah bukti proses ‘pemenuhan cinta’ kepada Tuhan dalam karya-karya pelayanan di antara sesama.
Itulah maka bagi Mgr Manek, Ekaristi harus menjadi suatu ‘peristiwa kehidupan’ yang selalu harus dirayakan untuk membaharui iman dan pengharapan; untuk membaharui komitmen dan konsistensi; untuk menyempurnakan karya pelayanan dari hati; karya pelayanan tanpa pamrih.
Ekaristi adalah bekal bagi setiap orang yang ingin aktif melayani dengan tulus.
Ekaristi Kudus atau Perjamuan bersama Allah, adalah elan vital bagi kehidupan manusia. Mengapa?
Kata Mgr Manek, di dalam Perjamuan Ekaristi, setiap orang harus berjuang untuk hadir di Hadirat Allah oleh karena mengalami kepenuhan Kasih Tuhan.
Dengan cara demikian, maka pengalaman akan Wajah Allah dapat memberi perspektif baru untuk menyusun rencana baru dalam ‘melakukan karya-karya’ yang bermartabat, dan teristimewa pelayanan di antara sesama yang menderita.
Kata Uskup Orang Miskin ini lagi, hadir di Hadirat Allah hanya menjadi mungkin ketika setiap orang mengikuti ‘dengan konsisten’ jalan yang sama, saat dilakukan oleh Yesus sang Guru pada waktu ‘membasuh kaki para murid’.
Maksudnya, cara ‘tunduk dan melakukan sesuatu yang bermakna bagi orang lain’ adalah pintu gerbang untuk mengalami Allah.
Justru dorongan untuk selalu tampil beda dalam karya pelayanan di antara sesama, juga terbit dari pengalaman pribadi akan Wajah Allah yang kudus!
Doaku dan berkat Bagimu
P. Gregor Neonbasu SVD
Kapela Loli, Stasi Polen,Paroki Niki-Niki
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 14 April 2022:
