Berita Nasional

Organisasi Ini Rajin Rekrut Anak-Anak, Dicuci Otak Lalu Diberi Doktrin NII, Targetnya Mengerikan

Saat ini ancaman akan disintegrasi bangsa, sepertinya mencuat satu per satu ke permukaan. Tak hanya di Papua dengan KKB tapi juga di Sumbar dengan NII

Editor: Frans Krowin
Warta Kota.com
Densus 88 membekuk teroris 

POS-KUPANG.COM - Saat ini ancaman akan disintegrasi bangsa, sepertinya mencuat satu per satu ke permukaan.

Bila selama ini ancaman itu lebih terlihat di Papua lantaran ada kelompok kriminal bersenjata.

Kelompok separatis itu terus melancarkan serangan ke aparat TNI Polri dengan satu target yakni memerdekakan Papua.

Namun belakangan ini, ancaman disintegrasi itu mencuat pula di Sumatera Barat (Sumbar).

Saat ini, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mencokok puluhan anak di daerah itu yang telah terpapar ajaran NII.

Anak-anak yang berusia di bawah 13 tahun itu ternyata telah bergabung dengan organisasi yang menamakan diri sebagai kelompok Negara Islam Indonesia (NII).

Baca juga: Dokter Ini Terpaksa Ditembak Mati Densus 88, Gegara Berusaha Celakakan Petugas Saat Hendak Ditangkap

Para bocah itu direkrut kemudian dibaiat atau diambil sumpah setianya kepada NII.

Terbetik kabar bahwa perekrutan anggota NII tersebut tanpa pandang jenis kelamin maupun batas usia.

Semua kelompok umur direkrut lalu dibaiat untuk kepentingan NII.

Oknum yang merekrut dan membaiat orang yang direkrut itu hingga kini masih dalam pengejaran aparat keamanan.

"Perekturan anggota NII dilakukan tanpa memandang jenis kelamin dan batas usia."

Buktinya ditemukannya 77 orang anak di bawah umur 13 tahun yang dicuci otak dan dibaiat untuk sumpah kepada NII."

Hal ini diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa 12 April 2022.

Mantan Sekum Front Pembela Islam (FPI), Munarman, saat ditangkap Densus 88 Anti-Teror Polri.
Mantan Sekum Front Pembela Islam (FPI), Munarman, saat ditangkap Densus 88 Anti-Teror Polri. (Tribunnews.com)

Selain fakta tersebut, lanjut Ramadhan, Densus 88 juga menemukan fakta lain yang ratusan orang dewasa juga telah dibaiat untuk kepentingan NII.

"Densus 88 menemukan fakta ratusan orang dewasa telah menjadi anggota NII sejak masih berusia belasan tahun," ujarnya.

Dari data yang ada, lanjut dia, terdapat 126 orang yang saat ini sudah dewasa, direkrut NII sejak mereka masih berusia belasan tahun.

Saat ini, katanya, Polri tengah berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk dapat mengembangkan kasus tersebut.

Baca juga: Kapolri Perkuat Densus 88, Tambah Personel Dua Kali Lipat

Ia juga membeberkan fakta yang amat mengejutkan. Disebutkan bahwa secara keseluruhan, jumlah anggota NII yang ada di Sumatera Barat saat ini telah mencapai 1.125 orang.

Semua anggota NII tersebut, katanya, diduga kuat telah dibaiat sejak masih usia dini.

Fakta itu diketahui seusai penyidik Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri memeriksa 16 anggota teroris NII yang tertangkap di Sumbar pada Jumat 25 Maret 2022 lalu.

"Struktur NII berada pada tingkatan cabang atau kecamatan istilah NII tersebut adalah CV.

Dengan anggota mencapai 1.125 anggota," ujar Ramadhan.

Dari total jumlah itu, anggota NII yang masih aktif mencapai 400 orang di Sumbar.

Sisanya, anggota itu tak aktif berkegiatan meskipun telah dibaiat menjadi anggota NII.

"Sekitar 400 orang di antaranya merupakan personel aktif dan selebihnya non aktif atau sudah berbaiat namun belum aktif dalam kegiatan NII.

Yang sewaktu-waktu bisa diaktifkan kembali apabila perlu," jelas Ramadhan.

Ramadhan juga menjelaskan sebaran anggota teroris NII di Sumbar.

Ternyata, mayoritas anggota NII berada di Kabupaten Dharmasraya.

Baca juga: Teroris Ini Menyamar Jadi Tukang Cukur, Sopan Juga Ramah, Saat Disergap Densus 88, Langsung Menyerah

Suasana saat Densus 88 meringkus oknum yang diduga terlibat jaringan teroris di Indonesia.
Suasana saat Densus 88 meringkus oknum yang diduga terlibat jaringan teroris di Indonesia. (Tribunnews.com)

"Dari jumlah total di Sumbar, 833 orang tersebar di Kabupaten Dharmasraya dan 292 orang berada di Kabupaten Tanah Datar," ungkap Ramadhan.

Di sisi lain, Ramadhan mengungkapkan bahwa proses perekrutan anggota NII digelar secara terstruktur.

Dia menyebut NII memiliki struktur organisasi yang rapi serta sistematis.

Untuk bergabung dengan kelompok ini, kata Ramadhan, harus melalui empat tahap perekrutan yang disebut sebagai pencorakan.

"Selain itu, setiap calon warga harus melalui tiga tahap baiat," ucap dia.

Ramadhan juga menyebut NII memiliki ancaman teror yang besar.

Misalnya, mereka memiliki keinginan mengubah ideologi pancasila dengan ideologi lain.

Jaringan ini berhubungan langsung dengan kelompok teroris yang ada di Jakarta, Jawa Barat dan Bali.

"Jaringan NII sudah masif di Indonesia antara lain Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, Sulawesi, Maluku dan Sumbar.

Dari serangkaian rencana tersebut juga, adanya upaya serangan teror yang tertuang dalam wujud perintah.

Mempersiapkan senjata tajam yang disebutkan dengan nama golok dan mencari para pandai besi," jelas Ramadhan. (*)

Berita Lain Terkait Teroris di Indonesia

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved