Berita Manggarai Timur Hari Ini
SMAN 1 Borong Tidak Lagi Dapat Dana PSP, Kepsek Felianus: Sangat Berpengaruh Terhadap Sekolah
BOS Kinerja sudah hadir di semester 1 kemarin, namun karena dampak itu sehingga pihaknya melaksanakan kegiatan-kegiatan
Penulis: Robert Ropo | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM, BORONG - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Republik Indonesia memutuskan untuk mengakhiri hubungan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) terkait Program Sekolah Penggerak.
Keputusan tersebut tertuang dalam surat Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen No: 1962/C/DM.05.03/2022, tertanggal 11 Maret 2022 perihal menindaklanjuti terkait Perubahan Status Kepala Sekolah (Kepsek) Pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP).
Dalam surat tersebut Kemendikbud Ristek menerangkan bahwa untuk menindaklanjuti surat dari Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Nomor 0416/B3/GT.03.15/2022 pada tanggal 18 Februari 2022 dan Nomor 0220/83/GT 03.15/2022 pada tanggal 8 Februari 2022, perihal penyampaian informasi mutasi kepala sekolah dari kabupaten/kota yang telah melakukan mutasi perubahan status kepala sekolah dari penugasannya.
Baca juga: Kemenkumham NTT dan DPRD Kabupaten Sikka Sinergis Perkuat Fungsi Legislasi
Merujuk pada Permendikbud Ristek Nomor 162/M/2021 tentang Program Sekolah Penggerak (PSP) para Kepala sekolah (Kepsek) Pelaksana PSP dilarang mutasi atau dipindahkan ke sekolah lain.
Karena itu dengan memperhatikan ketentuan Kemendikbud Nomor 371/2021 Provinsi, Kabupaten dan Kota yang melanggar dikenakan sanksi tidak diizinkan untuk mengikuti seleksi kepala sekolah calon pelaksanaan program sekolah penggerak di angkatan berikutnya.
Buntut dari pemutusan hubungan kerjasama tersebut beberapa sekolah di NTT tidak lagi mendapatkan dana PSP angkatan III. Salah satunya SMAN 1 Borong, Kabupaten Manggarai Timur.
Baca juga: Bupati Nagekeo Panen Perdana Padi Ciherang di Sawah Tadah Hujan Milik SVD
Kepala Sekolah SMAN 1 Borong, Felianus Juman, S.Pd, ketika dikonfirmasi TRIBUNFLORES.COM, Sabtu 9 April 2022, mengatakan, disebakan tidak lagi mendapatkan dana PSP memiliki dampak terhadap rencana yang harus diprogramkan di tingkat sekolah.
Dikatakan Felianus, pihaknya melaksanakan sekolah penggerak saat ini karena pada waktu lalu ada informasi bahwa BOS Kinerja sudah hadir di semester 1 kemarin, namun karena dampak itu sehingga pihaknya melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan star dari nol.
"Saya juga tidak tau berapa jatah untuk dana PSP di SMAN 1 Borong, tetapi dengan tidak dapatnya dana ini tentu sangat berpengaruh terhadap sekolah kami. Karena memang Program Sekolah Penggerak itu sangat dibutuhkan sekali terkait dengan kegiatan itu terutama di kegiatan Desk Projects dan kegiatan-kegiatan lain,"ungkapnya.
Felianus juga menjelaskan di SMAN 1 Borong memiliki 13 rombongan belajar (Rombel) dengan jumlah siswa 321 orang. (*)