Pilpres 2024
PDIP TERBELAH, Wong Cilik & Pengurus Tingkat Bawah Inginkan Ganjar Pranowo, DPP Mau Lain, Benarkah?
PDIP Terbelah. Wong cilik & pengurus PDIP di tingkat bawah dorong Ganjar Pranowo jadi Capres 2024, DPP maunya lain. Benarkan PDIP Pecah gegara Ganjar?
Dalam instruksinya, Megawati menghendaki kader-kader PDIP untuk fokus serta bergotong-royong membantu masyarakat, terutama mereka yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).
"Ditegaskan kembali kepada seluruh jajaran tiga pilar partai di tingkatannya masing-masing bahwa sebagaimana pasal 15 huruf f Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Tahun 2019 'Dalam Melaksanakan Kepemimpinannya Ketua Umum bertugas bertanggungjawab dan berwenang serta mempunyai hak prerogatif dalam menentukan calon presiden dan wakil presiden'," demikian petikan penggalan surat yang dikutip Tribunnews.com, Selasa.
Kemudian pada paragraf kedua ditekankan kembali pesan dari instruksi Megawati tersebut agar seluruh kader tak berbicara pilpres.
Kader PDIP diminta disiplin untuk tidak memberikan tanggapan terkait capres dan cawapres.
Megawati mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada kader partai banteng yang melanggar larangan memberi tanggapan mengenai calon presiden dan calon wakil presiden akan dikenai sanksi.
"Agar semua kader berdisiplin untuk tidak memberikan tanggapan terkait calon presiden dan calon wakil presiden, pelanggaran atas ketentuan ini akan diberikan sanksi disiplin Partai," mengutip penggalan instruksi yang diterima Tribunnews.com.
Dipertegas pula bahwa penentuan calon presiden-calon wakil presiden merupakan tugas, tanggung jawab serta, hak prerogatif ketua umum dan telah diatur dalam AD/ART partai.
Baca juga: Sekjen PDIP Berang Luhut Pandjaitan Tak Jaga Mulut Soal Pemilu 2024 Diundur: Jangan Asal Bicara Dong

Sumber Tribunnews.com di internal PDIP menyebut instruksi tersebut berlaku hingga waktu yang tak ditentukan.
Dengan kata lain, semua kader PDIP dilarang bicara soal capres-cawapres 2024 hingga ada instruksi baru.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, surat instruksi partai kepada kader itu dikeluarkan karena partainya menyadari bahwa masalah kepemimpinan nasional bukan hanya melibatkan keputusan partai, tapi juga harus muncul dari kehendak rakyat serta ada unsur campur tangan Tuhan.
Hasto membenarkan bahwa di surat itu kader PDIP diinstruksikan tak bicara soal capres-cawapres yang akan diusung di pemilu 2024.
"Karena untuk menjadi pemimpin di republik ini betul-betul muncul sebagai kehendak rakyat, ada campur tangan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dan mekanisme partai," kata Hasto menjawab pertanyaan wartawan, usai pertemuan dengan DPP Gerindra, belum lama ini.
Kata Hasto, kongres partai sudah mengamanatkan agar keputusan menyangkut pemilu dan pemilihan presiden-wakil presiden diambil oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Namun, PDIP juga menyadari bahwa prioritas saat ini adalah penanganan pandemi covid-19.
"Kongres sudah mengamanatkan kepada Ibu Ketua Umum untuk memutuskan siapa capres dan wapres yang akan datang dan kehendak rakyat itu sebagai panduan yang terbaik. Tetapi skala prioritas saat ini itu adalah terkait dengan pandemi dan bagaimana partai berkonsolidasi," urai Hasto.
Dalam konteks konsolidasi itu juga maka dialog dengan Gerindra yang dilaksanakan itu menjadi penting. Bagi PDIP, pertemuan ini adalah juga bagian dari konsolidasi nasional.