KTT G20

AS Bersikukuh Rusia Keluar dari G20, Ancam Tak Ikut Agenda di Indonesia, Begini Respon Menlu Retno

Para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral nantinya akan bertemu secara langsung di Washington pada April 2022.

Editor: Alfons Nedabang
AFP/CHANDAN KHANNA
Menteri Keuangan AS Janet Yellen. foto file ini diambil pada tanggal 1 Desember 2020) saat Yellen berbicara selama acara pengumuman kabinet di The Queen Theatre di Wilmington, Delaware. 

POS-KUPANG.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menginginkan Rusia dikeluarkan dari forum Group of Twenty (G20), dampak dari invasi Rusia ke Ukraina

Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan bahwa agresi Rusia di Eropa Timur memiliki dampak ekonomi yang sangat besar di Ukraina dan sekitarnya. 

Dilansir Al Jazeera, komentar Yellen pada sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS pada Rabu 6 april 2022 menimbulkan pertanyaan tentang masa depan G20, yang telah menjadi forum ekonomi dan kebijakan global utama sejak krisis keuangan 2008-2009.

 “Presiden Biden menjelaskan, dan saya tentu setuju dengannya, bahwa itu tidak bisa menjadi bisnis seperti biasa bagi Rusia di lembaga keuangan mana pun,” kata Yellen.

“Dia meminta agar Rusia dikeluarkan dari G20, dan saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” kata Yellen.

Para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral nantinya akan bertemu secara langsung di Washington pada April 2022, di sela-sela pertemuan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia.

Baca juga: KTT G20 Diusulkan Ditunda, Banyak Pemimpin Dunia Ogah Hadir

Sementara itu, Indonesia memegang kursi kepresidenan G20 tahun ini dan berencana untuk menjadi tuan rumah pertemuan keuangan pada bulan Juli dan pertemuan puncak para pemimpin pada November 2022.

Komentar terbaru Yellen ini muncul ketika pemerintahan Biden mengumumkan babak baru sanksi, termasuk terhadap dua putri dewasa Presiden Vladimir Putin. Dia memperketat hukuman terhadap bank-bank Rusia sebagai pembalasan atas “kejahatan perang” di Ukraina.

AS dan sekutu Barat telah memberlakukan longsoran sanksi terhadap Rusia pada minggu-minggu pertama perang.

Pejabat pemerintah dalam beberapa hari terakhir lebih fokus pada penutupan celah yang mungkin coba digunakan Rusia untuk menghindarinya.

"Perbendaharaan berkomitmen untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya sehingga tidak dapat mengambil manfaat dari sistem keuangan internasional," kata Yellen.

Yellen mengatakan invasi Rusia, termasuk kekejaman yang dilakukan terhadap warga Ukraina yang tidak bersalah di Bucha, sebagai hal tercela.

Baca juga: PM Kanada Ingatkan Presiden Jokowi Soal G20: Ingat, Saya Tidak Mau Melihat Vladimir Putin di Bali

"Ini adalah penghinaan yang tidak dapat diterima terhadap tatanan global berbasis aturan, dan akan memiliki dampak ekonomi yang sangat besar bagi dunia," katanya kepada komite.

"Kenaikan harga energi, logam, gandum dan jagung yang diproduksi Rusia dan Ukraina juga akan meningkatkan tekanan inflasi,” tambahnya.

Sikap Indonesia

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved