Tips Sehat
Gejala Perlemakan Hati atau Fatty Liver. Penyebab, Faktor Resiko Hingga Komplikasi
hingga saat ini masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan perlemakan hati.diagnosis perlemakan hati diawali dengan tanya jawab mengenai gejala
POS-KUPANG.COM- Salah satu orang penting dalam tubuh adalah hati
Apa saja fungsi hati? Hati merupakan organ yang berperan penting dalam sistem pencernaan.
Karena itulah hati harus tetap sehat, tidak mengalami gangguan
Salah satu fungsi hati adalah memecah lemak dari makanan dan mengubahnya menjadi energi sehingga wajar apabila terdapat sejumlah kecil lemak di dalam hati.
Namun, apabila jumlah lemak mencapai 10 persen dari berat hati maka organ hati mengalami penyakit yang disebut perlemakan hati.
Perlemakan hati atau fatty liver sering kali disebabkan akibat konsumsi alkohol secara berlebihan dan kadar kolesterol yang tinggi.
Baca juga: Cegukan Dalam Waktu Panjang, Bisa Jadi Gejala Penyakit, Faktor Risiko dan Komplikasi
Perlemakan hati atau hepatic steatosis merupakan penumpukan lemak di hati yang dapat memicu peradangan (inflamasi).
Peradangan yang tidak kunjung sembuh akan memicu terbentuknya jaringan parut (sirosis) dan menimbulkan gangguan pada fungsi hati.
Maka dari itu, kondisi ini harus segera ditangani agar tidak menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Gejala
Mengutip Cleveland Clinic, perlemakan hati sering kali t
Baca juga: Tak Hanya Sering Kejang, Kenali Gejala Penyakit Kanker Otak Lainnya
Rasa nyeri atau begah pada bagian kanan atas perut
Mual
Tidak nafsu makan
Penurunan berat badan
Kulit dan bagian putih mata (sklera) berwarna kekuningan atau disebut jaundice
Perut dan kaki membengkak (edema)
Tubuh terasa lemah dan lelah.
Penyebab
Merangkum WebMD dan Healthline, terdapat dua jenis perlemakan hati yang digolongkan berdasarkan penyebabnya. Berikut penjelasannya:
Perlemakan hati akibat konsumsi alkohol (alcoholic fatty liver disease)
Baca juga: Sering Disepelekan, Kenali 9 Gejala Penyakit Asma dan Cara Mencegahnya
Kondisi ini terjadi akibat kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Hal ini dapat menyebabkan metabolisme di hati terganggu dan malah meningkatkan kemampuan hati dalam menyimpan lemak.
Perlemakan hati yang tidak terkait alkohol (nonalcoholic fatty liver disease)
Perlemakan hati juga dapat dialami oleh orang yang tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Namun, penyebab kondisi ini cenderung lebih sulit untuk diketahui. Akan tetapi, sindrom metabolik diduga berkaitan dengan terjadinya penyakit ini.
Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Tipes Hingga Tanda Mulai Sembuh
Sindrom metabolik meliputi beberapa kondisi berikut:
Obesitas atau orang dengan lingkar pinggang yang melebihi batas normal
Trigliserida tinggi
Kolesterol HDL (kolesterol baik) rendah
Tekanan darah tinggi atau hipertensi
Kadar gula darah tinggi atau hiperglikemia.
Perlemakan hati yang tidak terkait alkohol dapat terbagi menjadi dua kondisi berikut:
Perlemakan hati sederhana (steatosis)
Pada kondisi ini, tidak terjadi peradangan pada sel yang ada di hati sehingga perlemakan hati tidak rentan memicu komplikasi
Steatosis nonalkohol
Merupakan perlemakan hati yang diikuti oleh peradangan dan kerusakan pada sel-sel yang ada di hati.
Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa terbentuknya jaringan parut pada hati (fibrosis), sirosis, hingga kanker hati.
Faktor risiko
Baca juga: Kenali Gejala Penyakit Tipes Hingga Tanda Mulai Sembuh
Menurut WebMD, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami perlemakan hati:
Kekurangan gizi (malnutrisi)
Mengalami penyakit infeksi, misalnya hepatitis C
Resistensi insulin
Diabetes tipe 2
Mengidap sindrom ovarium polikistik atau PCOS
Mengalami sleep apnea
Menderita hipotiroidisme atau kelenjar tiroid yang kurang aktif
Mengidap hipopituitarisme atau kelenjar pituitari yang kurang aktif
Penurunan berat badan secara drastis
Paparan zat beracun
Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, methotrexate, estrogen sintetik, dan tamoxifen.
Diagnosis
Baca juga: Saat BAB Nyeri, Bisa Jadi Gejala Penyakit Fisura Ani, Kenali Penyebab dan Komplikasinya
Dilansir dari situs Healthline, diagnosis perlemakan hati diawali dengan tanya jawab mengenai gejala, gaya hidup, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba atau menekan area perut guna mendeteksi organ hati yang membesar.
Selain itu, dokter mungkin memerlukan beberapa pemeriksaan penunjang berikut guna memastikan diagnosis:
Tes darah
Memeriksa fungsi hati dengan mengevaluasi adanya kenaikan enzim hati, seperti alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST)
Tes pencitraan
Tes pencitraan, seperti USG, CT scan, atau MRI dapat dilakukan untuk mendeteksi keberadaan lemak dalam hati dan jaringan parut pada hati
Biopsi hati
Dokter akan menusukkan jarum ke dalam hati untuk mengambil sampel jaringan lalu diperiksa lebih lanjut guna menentukan tingkat keparahan penyakit hati.
Perawatan
Merangkum Mayo Clinic dan Healthdirect, hingga saat ini masih belum ada obat yang dapat menyembuhkan perlemakan hati.
Pada sebagian besar kasus, perubahan gaya hidup dapat membantu meredakan gejala perlemakan hati.
Perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan, meliputi:
Berhenti atau membatasi konsumsi minuman beralkohol
Menurunkan berat badan dengan beberapa cara berikut:
Konsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah-buahan
Batasi konsumsi makanan tinggi kalori dan lemak trans
Hindari makanan dan minuman tinggi gula
Rutin melakukan olahraga, setidaknya 30 menit setiap hati
Mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol
Berhenti merokok.
Selain perubahan gaya hidup, vitamin E dan pioglitazone (obat untuk mengobati diabetes) diduga dapat memperbaiki kondisi perlemakan hati.
Vitamin E dan pioglitazone juga dapat membantu mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan akibat perlemakan hati yang tidak terkait alkohol.
Meskipun demikian, penggunaan obat tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Pada kasus yang parah, pasien memerlukan tindakan cangkok hati atau transplantasi hati.
Prosedur ini dilakukan untuk mengganti organ hati yang sudah tidak berfungsi dengan organ hati dari donor.
Komplikasi
Baca juga: Selain Mata Bengkak, Kenali Gejala Penyakit Ginjal Lainnya
Dikutip dari Mayo Clinic, jika tidak ditangani dengan tepat, perlemakan hati akan menyebabkan sirosis yang memicu sejumlah komplikasi berikut:
Penumpukan cairan pada rongga perut (asites)
Pembesaran pembuluh darah vena pada kerongkongan (varises esofagus) yang dapat pecah dan menyebabkan perdarahan
Kebingungan dan penurunan kesadaran
Kanker hati
Gagal hati.
Pencegahan
Menurut WebMD, tindakan pencegahan perlemakan hati akan disesuaikan dengan jenisnya.
Perlemakan hati terkait alkohol dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:
Membatasi konsumsi minuman beralkohol
Mencegah penyakit hepatitis C dengan menghindari risikonya, seperti tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain
Hindari konsumsi minuman beralkohol saat sedang mengonsumsi obat-obatan, terutama obat pereda nyeri, seperti asetaminofen atau parasetamol.
Sementara itu, perlemakan hati yang tidak terkait alkohol dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:
Mengonsumsi makanan yang sehat
Menjaga berat badan tetap ideal dan sehat, lakukan diet jika memiliki berat badan berlebih
Rutin berolahraga.
Berita gejala penyakit lainnya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perlemakan Hati", Klik untuk baca:
Editor : Resa Eka Ayu Sartika