Tentara Rusia Meninggal Setelah Diobati dengan Makanan Beracun, Kata Pejabat Ukraina

Pasukan Ukraina terus melawan, sementara Presidennya Volodymyr Zelenskyy secara teratur meminta dunia untuk berbuat lebih banyak untuk membantu.

Pemerintah di seluruh dunia telah memberlakukan sanksi berat terhadap Moskow tetapi menghentikan intervensi langsung karena takut memicu konflik yang lebih luas.

Sementara itu, meningkatnya risiko geopolitik dan energi serta pasar keuangan yang bergejolak mengguncang Asia.

Berikut perkembangan terbaru:

Minggu, 3 April

06:29 Pasukan Rusia ingin merebut Ukraina timur dan selatan, Zelenskyy mengatakan dalam pidato larut malam, menambahkan negara-negara Barat tidak menyediakan sistem anti-rudal yang cukup dalam bantuan mereka.

Presiden Ukraina juga memuji pasukannya yang membela Mariupol, dengan mengatakan perlawanan sengit di kota pelabuhan yang terkepung itu memberi waktu berharga bagi kota-kota lain di negara itu.

04:27 Militer Ukraina melaporkan Rusia mengirim tentara ke wilayah Transnistria yang memisahkan diri di Moldova, di mana mereka bersiap untuk meluncurkan "provokasi" di sepanjang perbatasan, dekat Odesa, Financial Times melaporkan.

Pasukan Rusia yang sudah berada di Transnistria sedang mempersiapkan "demonstrasi kesiapan untuk ofensif dan, mungkin, permusuhan terhadap Ukraina," kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina.

Kementerian Luar Negeri Moldova mengatakan tidak mengetahui adanya penambahan pasukan sementara para pejabat di Transnistria menyangkal laporan itu sebagai "sama sekali tidak benar."

03:35 Ukraina mengatakan telah merebut kembali semua daerah di sekitar Kyiv, mengklaim kendali penuh atas wilayah ibu kota untuk pertama kalinya sejak invasi.

Saat pasukan Rusia berkumpul kembali untuk pertempuran di timur, daerah utara Kyiv dipenuhi dengan tank Rusia yang hancur. Penasihat presiden Ukraina Okeksiy Arestovych mengatakan pasukannya telah merebut kembali lebih dari 30 kota dan desa sejak Rusia mundur dari daerah itu minggu ini, lapor Reuters.

Sabtu, 2 April

20:34 Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Kazakh Kassym-Jomart Tokayev setuju selama panggilan telepon bahwa sangat penting untuk mencapai kesepakatan untuk Ukraina yang netral, non-blok dan bebas nuklir, lapor Reuters.

Pembacaan telepon, yang dirilis oleh kantor kepresidenan Kazakhstan, mengatakan bahwa Putin telah memberi tahu Tokayev tentang kemajuan negosiasi antara Ukraina dan Rusia.