Berita Kupang Hari Ini

Forum Multi Stakeholder dan Pelatihan Guru Untuk SMK Selesai Digelar, Ini Hasilnya

LMSINDO Project Director,  Huub Mudde, PhD telah menyelesaikan pelatihan bagi para guru SMK yaitu SMK Waibakul di Sumba Tengah dan SMK-PP Kupang pada

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG-HO
Para peserta dan pembicara dalam kegiatan pelatihan guru SMK yang dilaksanakan oleh LMSINDO. 

Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, KUPANG - LMSINDO Project Director,  Huub Mudde, PhD telah menyelesaikan pelatihan bagi para guru SMK yaitu SMK Waibakul di Sumba Tengah dan SMK-PP Kupang pada 11 Maret 2022.

Focus group discussion Multi Stakeholder Forum ini diarahkan untuk mengangkat isu yang berkaitan dengan ATVET (Agriculture Training and Veterinary). 

Dalam rilis yang diterima POS-KUPANG.COM, Kegiatan ini dilaksanakan dengan mengundang 27 stakeholders dari berbagai komponen masyarakat di NTT,  baik academia , NGO, swasta dan pemangku kebijakan.  

Dihadiri oleh 25 participants, MSF dibuka oleh Warek IV Undana, Ir. I Wayan Mudita, M.Sc.PhD. 

Polbangtan sebagai mitra utama MSM, melalui Wakil Director nya Dr. Tri Ratna Sari Dewi S.Pi,M.Si menyatakan,  Polbangtan mendapat manfaat dalam berbagai kegiatan dan tentunya peningkatan SDM. Kegiatan ini yang serangkaian dengan Teacher Training dengan pelatihan PJBL dan PBL.

"Semoga dapat mengembangkan pola pendidikan di Polbangtan dan di Indonesia, " ucap Tri Ratna

Diskusi dibuka dengan wacana yang dilemparkan oleh Warek 4 Undana sebagai pemimpin diskusi, tentang bagaimana anak-anak SMK yang semestinya dididik menjadi pengusaha dan tenaga kerja handal, namun ternyata belum dapat memenuhi tuntutan tersebut.  

"Tujuan FGD ini adalah membangun platform kemitraan yang dapat memfasilitasi peningkatan kualitas SMK kita, khususnya. Pertanyaannya apakah SMK sudah pernah menggalang kemitraan dengan lembaga bisnis universitas dan lain-lain, " tanya Warek 4.

Respon dari peserta diskusi beragam, sebagian besar SMK target yaitu SMK N 1 Waibakul dan SMK PP Kupang, menyatakan bahwa mereka sudah pernah membangun kerjasama dengan beberapa institusi pemerintah dan swasta di NTT dan di luar NTT tetapi untuk keberlanjutannya masih terkendala MoU. 

Adapun kesulitan lainnya adalah membangun kerjasama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri karena mereka tidak memiliki channel ke sana.  Umumnya masih sebatas magang anak didik ke institusi mitra. 

Sementara itu respon dari berbagai institusi, baik swasta, akademisi maupun pemerintah sebenarnya menyambut baik kehadiran SMK.

MSF ini kemudian diharapkan menjadi platform penyambung antara kebutuhan hulu dan hilir.  Beberapa hal yang perlu menjadi catatan adalah, tentang sumber daya manusianya, terutama tentang pembentukan mindset dan karakter anak didik agar tidak berorientasi menjadi pegawai atau PNS. 

"Siswa harusnya dididik berwirausaha, tentang pengetahuan basic seperti bahasa dan matematika, mengingat skill komunikasi dan berhitung sangat rendah, input lulusan dari SMK di perguruan tinggi juga terkendala mengingat pengetahuan dasar mereka terbatas," ucap Warek. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved