Berita Pendidikan
Ini Tujuan SMAK Frateran Podor Larantuka Gelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka. Sebelumnya, Kurikulum
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda
POS-KUPANG.COM,LARANTUKA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim telah meluncurkan Kurikulum Merdeka. Sebelumnya, Kurikulum Merdeka dikenal sebagai Kurikulum Prototipe.
Kurikulum Merdeka ini akan mulai diterapkan pada tahun ajaran 2022/2023 di jenjang TK, SD, SMP, hingga SMA.
Semua sekolah saat ini mempersiapkan diri melaksanakan kurikulum baru ini secara bertahap termasuk SMA Katolik Frateran Podor Larantuka, Kabupaten Flores Timur.
Untuk menghadapi kurikulum merdeka, SMAK Frateran Podor menggelar workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dengan menghadirkan narasumber dari kementerian pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang digelar selama dua hari, Jumat 1 April- Sabtu 2 April 2022.
Kepala SMA Frateran Podor Larantuka, Fr. M. Yoseph Weki, S. Ag. M. M mengaku pihaknya merespon positif kehadiran kurikulum merdeka dengan langkah strategis mempersiapkan guru agar bisa memahami kurikulum ini sebelum diberlakukan di sekolah.
Baca juga: Ramadhan Momentum Saling Menguatkan Antar Umat Beragama
"Workshop ini sebagai langkah kami untuk mempersiapkan guru-guru agar bisa melakukan kurikulum merdeka dengan baik dan berkualitas dalam rangka mencerdaskan generasi penerus bangsa," ujarnya kepada wartawan, Jumat 1 April 2022.
Sementara itu, Instruktur Nasional Komite Pembelajaran Kementerian Penddidikan, Dr. Ninik Kristiani, M. Pd yang menjadi narasumber workshop itu menjelaskan, kurikulum merdeka lebih menekankan pada menfasilitasi siswa untuk bisa mendapatkan layanan pembelajaran penilaian berdasarkan karakteristik siswa. Untuk mengerti karakter siswa, kata dia, guru harus mengenal siswanya.
"Maka yang dikenalkan di kurikulum ini perlu adanya pembelajaran dan penilaian paradigma baru. Pembelajaran di kurikulum merdeka, lebih menekankan karakteristik siswa. Semua orentasinya pada siswa," katanya.
"Dalam sistem vpembelajaran, kurikulum merdeka lebih menekankan ke deferensiasi. Contoh, ada siswa yang punya kelebihan teknologi komputer, tapi ada siswa yang lebih suka visual atau pengamatan. Maka guru harus pelajari semua karakteristik itu. Caranya, guru harus berkolaborasi dengan guru BK yang punya catatan profil siswa agar gaya pembelajaran lebih ke karakteristik siswa sesuai kemampuannya. Maka disini terjalin gotong royong dan pembelajaran yang menyenangkan," sambungnya.
Menurut dia, kurikulum merdeka sebenarnya bukan hal baru jika dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya, tapi ada perubahan dalam kurikulum ini yakni, guru yang berperan merancang pembelajaran. Jika di kurikulum sebelumnya guru lebih ke kompetensi dasar dan kurikulum inti yang dikembangkan lewat silabus dan RPP, maka di kurikulum merdeka diramu menjadi capaian pembelajaran.
Baca juga: Begini Pesan Ketua MUI NTT Untuk Umat Muslim Jelang Ramadhan, Simak Pesannya
"Kelebihannya, materinya berfase dan hasil pemikiran gurunya sendiri, kalau kurikulum sebelumnya sudah disiapkan pemerintah. Sehingga peluang guru untuk berkreasi menjadi pengembang kurikulum berpotensi di kurikulum merdeka. Maka perlu pendampingan, karena kemampuan guru untuk mengatur logika berpikir belum tentu langsung bisa," jelasnya.
Ia menambahkan, tantangan bagi guru di kurikulum merdeka ini yaitu bagaimana guru mampu mengembangkan kurikulum dan mampu melayani karakteristik siswa yang berbeda.
"Kurikulum merdeka ini akan diterapkan pada semester awal bulan Juli 2022 di tingkatan TK Paud usia 5-6 tahun, SD kelas 1 dan 4, SMP kelas 7 dan SMA kelas 10. Dalam semester pertama diajarkan urutan pembelajaran. Nantinya sambung ke urutan pertama ke semester kedua. Terus berproses tiga tahun dan akan jadi kurikulum nasional," tutupnya. (*)
Baca juga: Liga 1: 28 Tahun Bersemi, Tiada Lagi Klub Papua di Liga 1, Ini 5 Fakta Sang Jenderal Mutiara Hitam
