Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Minggu 27 Maret 2022: Anak Hilang
Kisah anak hilang ini sangat inspiratif. Diulang setiap tahun untuk didengarkan dalam perayaan liturgi atau kesempatan lain.
Secara fisik dia ada dalam lingkungan rumah. Tapi secara batin ia jauh dari rumah maupun bapa dan saudaranya. Dia mengambil jarak dengan bapa maupun saudaranya. Dia dipenuhi keserakahan, kebencian, dendam, iri hati, ketidaksukaan, antipati, kemarahan, egoisme. Dia menolak berjumpa dengan saudaranya. Dia menolak tawaran bapanya untuk masuk dalam rumah belas kasih dan sukacita.
Cerita selesai di situ. Tak ada kisah bahwa dia bertobat dan masuk ke dalam rumah kerahiman. Itu berarti dia, si sulung ini, tetap hilang. Hilang dari rumah kerahiman, meskipun secara fisik ia ada di lingkungan rumah itu.
Dia menutup diri terhadap belas kasih bapa. Dia menolak mengampuni saudaranya. Dia tetap membenci dan memelihara dendam. Dia tidak kembali dari kesesatan ini. Dia tidak menunjukkan pertobatan.
Maka si sulung adalah gambaran para pendosa yang merasa diri tidak berdosa, yang merasa diri benar dan menolak sesama yang tidak disukai.
Si sulung adalah gambaran mengenai pendosa yang tidak melakukan pertobatan karena merasa tidak berdosa. Dia adalah gambaran tentang pendosa yang tetap hilang dari rumah kerahiman.
Dari dua tipe manusia hilang ini, kita dapat bercermin diri. Manakah tipe saya, sebagai anak hilang? Apakah saya tipe si bungsu yang kerap menjauh dari Allah, menyesal lalu bertobat dan kembali ke rumah kerahiman? Ataukah saya bertipe si sulung yang kelihatan suci tak berdosa, tetapi malah memelihara amarah, benci, dendam, iri hati, egois terhadap sesama?
Mari kita hening di depan cermin ilahi, dan merenung tentang anak hilang: diri kita yang hilang dari rumah kerahiman Allah.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 27 Maret 2022:

Bacaan I: Yos 5:9a.10-12
Umat Allah memasuki tanah yang dijanjikan, dan merayakan Paskah.
Bacaan dari Kitab Yosua:
Sekali peristiwa, setelah Yosua selesai menyunatkan seluruh bangsa, berfirmanlah Tuhan kepada Yosua, "Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir dari padamu."
Sementara berkemah di Gilgal, orang Israel itu merayakan Paskah pada hari yang keempat belas bulan itu, pada waktu petang, di dataran Yerikho.
Lalu pada hari sesudah Paskah mereka makan hasil negeri itu, yakni roti yang tidak beragi dan bertih gandum, pada hari itu juga.
Pada keesokan harinya, setelah mereka makan hasil negeri itu, manna tidak turun lagi.