Timor Leste
Universitas Katolik Timor Leste Resmi Memulai Tahun Akademik Pertama
Jose Ramos-Horta, mantan presiden Timor Leste dan peraih Nobel Perdamaian, juga hadir dan terlihat mengobrol dengan mahasiswa dan dosen.
Universitas Katolik Timor Leste Resmi Memulai Tahun Akademik Pertama
Dari 2.000 pelamar, hanya 491 siswa yang diterima untuk tahun pertama Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II
POS-KUPANG.COM - Universitas Katolik pertama di Timor Leste secara resmi memulai tahun akademik pertamanya pada 24 Maret 2022 dengan upacara khusus yang dihadiri oleh tokoh-tokoh senior gereja dan politik.
Para peserta upacara di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II (UCT) di Balide, di pinggiran Dili termasuk Uskup Agung Dom Virgilio do Carmo da Silva dari Dili dan Monsignor Marco Sprizzi, kuasa usaha di nunsiatur apostolik.
Jose Ramos-Horta, mantan presiden Timor Leste dan peraih Nobel Perdamaian, juga hadir dan terlihat mengobrol dengan mahasiswa dan dosen.
Rektor UCT, Pastor Joel Casimiro Pinto, mengatakan universitas itu telah menarik banyak mahasiswa, dengan sekitar 2.000 telah melamar tempat.
Namun, kata dia, mereka hanya menerima 491 mahasiswa yang akan kuliah di empat fakultas: pendidikan, seni dan budaya; kesehatan; ilmu manusia; dan teknik teknik pertanian.
"UCT bertujuan untuk menjadi universitas terkemuka untuk pengajaran dan penelitian ilmiah di Timor-Leste, memberikan pendidikan kemanusiaan, moral, spiritual dan intelektual kepada siswa sebagai pemimpin masa depan negara," kantor berita negara Tatoli mengutip kata Pastor Pinto.
Jose Cornelio Guterres, direktur eksekutif Institut Sains dan Teknologi Nasional Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Kebudayaan, mendorong semua dosen untuk tidak hanya mengajar tetapi juga melakukan penelitian untuk mengembangkan sains dan teknologi.
“Pengetahuan baru harus datang dari universitas ini yang harus menjadi acuan bagi akademisi maupun pemerintah dalam merumuskan kebijakan publik yang baik untuk pembangunan nasional,” ujarnya.
Uskup Agung da Silva mengatakan universitas bercita-cita untuk memberikan kontribusi besar bagi negara dan dia berharap perhatian diberikan pada kualitas pengajaran, pembelajaran dan lulusan.
“Kami mengutamakan kualitas daripada kuantitas”, tegasnya, mengingat universitas tersebut memiliki keterbatasan jumlah mahasiswa.
Ia juga berharap akan diadakan kursus dalam dua bahasa, Portugis dan Inggris.
Universitas ini diresmikan pada 8 Desember 2021, oleh Uskup Agung da Silva dan Perdana Menteri Taur Matan Ruak.
Saat ini memiliki 50 profesor dan dosen dan bertujuan untuk memperkuat staf pengajarnya dengan profesor tamu dari Portugal, Makau, Indonesia dan Brasil.