Berita NTT Hari Ini

Pengembangan Food Estate di NTT Perlu Libatkan Semua Pihak

Oleh karena itu untuk pengembangan food estate di NTT ke depan perlu melibatkan semua pihak

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/HO-IBU LINCE MUKKUN
Guru Besar Fakultas Pertanian Undana Kupang, Prof. Ir. Lince Mukkun, M.S., Ph.D 

Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Program Food Estate yang merupakan program strategis nasional bertujuan  meningkatkan ketahanan pangan baik di daerah maupun secara nasional. 

Oleh karena itu untuk pengembangan food estate di NTT ke depan perlu melibatkan semua pihak.

Hal ini disampaikan Guru Besar Fakultas Pertanian Undana Kupang, Prof. Ir. Lince Mukkun, M.S., Ph.D, Sabtu 26 Maret 2022.

Prof Lince dimintai tanggapannya tentang program food estate yang sedang dikembangkan di NTT, yakni di Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten Belu.

Baca juga: Presiden Jokowi Tanam Jagung di Lokasi Food Estate di Desa Fatuketi Belu

Menurut Prof. Lince, program food estate merupakan salah satu program strategis nasional yang dilakukan guna meningkatkan ketahanan pangan.

Program ini perlu menjadi perhatian serius dari semua pihak, karena itu perlu melibatkan semua elemen. Keterlibatan semua elemen, baik pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan lembaga non pemerintah agar bersinergi membangun pertanian yang tangguh dan mandiri.

Prof. Lince menjelaskan, Kabupaten Sumba Tengah dan Kabupaten  Belu saat ini menjadi daerah pengembangan pertanian secara terintegrasi melalui program Food Estate dengan tujuan untuk mendorong peningkatkan produksi pangan. 

"Tentu ini adalah peluang besar bagi propinsi Nusa Tenggara Timur untuk bisa keluar dari permasalahan dalam bidang pertanian selama ini," katanya.

Baca juga: Dukung Pariwisata Bendungan Raknamo, Dinas Pertanian Kabupaten Kupang Programkan Food Estate

Prof. Lince Mukkun  yang meraih gelar doktor dari Postharvest Biology and Technology, Curtin University, Western Australia pada tahun 2004 ini mengatakan, dalam mendukung program food estate, maka pembangunan prasarana dan sarana produksi pertanian seperti irigasi, sumur bor, dan saprodi lainnya akan sangat membantu meningkatkan usaha pertanian.  

Food estate di NTT diharapkan mampu  meningkatkan produktivitas dan menambah frekuensi panen tanaman pangan menjadi setidaknya dua kali, dari sebelumnya hanya sekali setahun.  Dikatakan, lahan yang selama ini tidak produktif dapat dimanfaatkan baik untuk tanaman pangan, peternakan maupun untuk tanaman perkebunan.  

"Jika program food estate ini berhasil maka kedua daerah ini bisa menjadi sumber pangan bagi daerah lainnya sehingga permasalahan kekurangan pangan dan gizi dapat teratasi," ujarnya. 

Baca juga: Food Estate di Sumba Tengah Mampu Naikkan Produktivitas Padi 

Namun demikian, masih banyak hal yang harus dikerjakan  dan butuh waktu dan keseriusan dari semua pihak yang terlibat dalam program ini. Masalah kesuburan tanah, pengendalian hama dan penyakit tanaman khususnya masalah belalang kembara yang hampir setiap tahun menjadi ancaman serius bagi usaha pertanian di daratan Sumba perlu mendapat perhatian dari semua pemangku kepentingan.  

Prof. Lince juga mengatakan, kegiatan pascapanen sebagai usaha hilirisasi produk pangan juga perlu dilakukan.  

"Hal yang juga penting yaitu distribusi dan pemasaran produk pertanian perlu perencanaan dan pengelolaan yang baik agar produk yang dihasilkan tidak sia-sia," ujarnya. (yel)  

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved