Breaking News:

Berita Sumba Tengah

Food Estate di Sumba Tengah Mampu Naikkan Produktivitas Padi 

pascapanen yang dapat meningkatkan provitas dan kualitas hasil panen, dan komitmen jadwal dan kerja sambil mempelajari kondisi curah hujan saat ini.

Penulis: Paul Burin | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/PAUL BURIN
Dr. Aser Rouw 

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Food Estate Sumba Tengah, telah memasuki tahun kedua atau sedang memasuki kali kedua tanam di bawah program ini.

Tahun 2021 adalah tahun awal dengan memulai  pengembangan terhadap  5.000 ha dan menfokuskan pada pengembangan komoditas utama padi dan jagung.

 Untuk tahun kedua ini, meningkat dua kali lipat menjadi kurang lebih 10.000 ha, dengan rincian 5.400 ha padi dan 4.340 ha jagung yang tersebar di lima kecamatan, 38 desa.

Baca juga: Begini Data Bencana Banjir di Kabupaten Sumba Tengah NTT

Hal ini disampaikan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Timur, Dr. Aser Rouw  di ruang kerjanya di Naibonat,  Jumat 14 Januari 2022

Aser mengatakan,  memerhatikan pengalaman tahun pertama, membuktikan bahwa program Food Estate Sumba Tengah, mampu menaikkan produktivitas padi yang sebelumnya kurang dari 3.5 ton/ha menjadi rata-rata 5 ton/ha dan memajukan waktu panen yang umumnya terselesai di akhir Juni atau awal Juli, tetapi bisa mempercepat antara 30 sampai 45 hari di mana tuntas panen di akhir April atau tengah Mei tahun lalu. 

Kondisi ini merupakan implikasi dari dorongan percepatan tanam, penggunaan varietas umur pendek, pelayanan pengolahan tanah dan penggunaan mesin panen padi, yang sebelumnya tidak pernah ada di Sumba Tengah yang dikuatkan dengan peningkatan kapasitas SDM petani lokal melalui kegiatan bimbingan teknis dan pendampingan petani secara langsung oleh tenaga detaser di lapangan. 

Baca juga: Binda NTT Kembali Gelar Vaksinasi Masal di Waibakul Sumba Tengah

Pengalaman tahun kemarin (2021), kata Dr. Aser,  telah menjadi pelajaran yang baik (lesson learn) tahun ini dengan semangat Bupati Sumba Tengah dan jajaran yang menanganinya, telah mendorong percepatan pengolahan tanah terutama pengolah tanah sawah dengan mengerahkan semua sumberdaya yang ada (alsintan dan tenaga teknis lapangan.

Sehingga penanaman lebih awal bisa terwujud, dan memungkinkan bisa memanfaatkan curah hujan secara efektif, waktu panen yang lebih cepat serta memungkinkan untuk menanam kali kedua dengan padi atau kacang hijau. 

Syukur, kata dia, untuk saat ini, periode tanam musim hujan (MH) 2021/2022 terpantau penanaman padi telah mencapai 50% dari target tanam dan 70% untuk jagung.

Baca juga: Anggota Polisi ini Rela Pinjam di Bank Untuk Membangun Dua Gereja di Sumba Tengah

Melihat data ini, khususnya padi dengan membandingkan kebiasaan petani dalam hal waktu tanam, tampaknya cukup berbeda jauh, di mana kebiasaan waktu tanam wilayah ini adalah akhir Januari atau awal Februari.

 Hal ini merupakan bagian dari upaya adaptif waktu tanam terhadap kondisi variabilitas iklim. 

BPTP NTT,  kata dia, dalam periode tanam ini telah berperan dalam mengaktualisasi pemanfaatan inovasi pada dua komoditas ini melalui kegiatan demfarm budidaya jagung 20 ha di Desa Makatakeri, Kecamatan Katikutana Selatan dan Desa Matawaikajawi, Kecamatan Umbu Ratunggai Barat.

Baca juga: BIN NTT Lakukan Vaksinasi Bagi Warga Desa Wairasa Kabupaten Sumba Tengah

Sedangkan padi di Desa Pondok, Kecamatan Umbu Ratunggai Barat seluas 10 ha.

Saat ini tanaman jagung ada yang sudah memasuki fase berbunga dan fase pengisian biji. Hal ini karena waktu tanam akhir Oktober sampai tengah November untuk jagung dan padi di akhir Desember 2021. 

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved