Perang Rusia Ukraina
Pekerja Media Pemerintah Rusia Ramai-ramai Mengundurkan Diri, Mengapa?
Setiap jurnalis yang bekerja di cabang kekuasaan Kremlin berisiko terkena sanksi dan pengadilan internasional karena "membenarkan kejahatan perang".
Kantor berita negara Rusia yang berbasis di Jerman, Ruptly, juga mengalami serentetan pengunduran diri, menurut kantor berita Reuters sebagaimana dilansir BBC pada Rabu 16 Maret 2022.
Media non-Kremlin Rusia yang diserang berulang kali selama bertahun-tahun, tidak heran dengan hasil pengunduran diri saat ini.
Banyak jurnalis di outlet independen bekerja di bawah ancaman terus-menerus akan kehilangan mata pencaharian mereka. Beberapa diantaranya bahkan telah disebut agen asing, label era Soviet.
Baca juga: Hampir Dibeli Indonesia, Jet SU-35 Rusia Ditembak Jatuh, Dalam Sehari Ukraina Rontokan 10 Jet Tempur
Dozhd (TV Rain), yang dipaksa berhenti dari saluran TV umum pada 2014, harus menghentikan siaran online-nya karena laporan invasi Rusia ke Ukraina. Sejumlah jurnalisnya telah melarikan diri dari Rusia demi keselamatan mereka.
Radio Ekho Moskvy juga telah dihentikan siarannya di tengah undang-undang baru Rusia, tentang apa yang disebut sebagai informasi palsu. BBC Russian termasuk di antara sejumlah outlet Barat yang dilarang.
Sementara jurnalis yang bekerja untuk Meduza yang berbasis di Latvia dipaksa keluar dari Rusia. Bukan hanya jurnalis yang menghilang dari TV pemerintah.
Salah satu pembawa acara bincang-bincang terbesar di Rusia, Ivan Urgant, memutuskan rehat dari acara "Evening Urgant" pada jam tayang utama di saluran terbesar kedua Rusia, Channel One, stasiun yang sama dengan Marina Ovsyannikova.
Dia bereaksi terhadap perang dengan mengunggah kotak hitam di akun Instagram-nya dengan pesan sederhana: "Takut and sakit. Tidak untuk perang." (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/lilia-gildeyeva-pekerja-media-rusia.jpg)