Berita Nasional
Membandingkan Gaya Komunikasi Ahok dan Anies Baswedan, hingga AHY, Apa Untung Ruginya?
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok punya gaya komunikasi yang berbeda
Ahok seperti mengerem komentarnya mengenai berbagai hal meski ditanya oleh wartawan.
"Hingga akhirnya kita lihat kini Ahok yang sedang beradaptasi dengan cara mengurangi spontanitas dia ketika berbicara," kata Yunarto.
Namun, apakah harus diubah? Yunarto menjawab tidak perlu.
Baca juga: Daripada Anies Baswedan & Ganjar Pranowo, Lebih Baik Prabowo Subianto Jadi Presiden, Begini Kata LSI
Sebab, justru gaya komunikasi itulah yang membuat Ahok berbeda dengan lainnya.
Jika Ahok berubah pendiam, Ahok tidak lagi seperti Ahok yang dikenal masyarakat.
2. Gaya Komunikasi Anies Baswedan
Yunarto Wijaya menyebut Anies Baswedan unya gaya komunikasi sebagai "motivator" di bidang politik
Jika Ahok berbahasa low context, Anies Baswedan sebaliknya.
Yunarto mengatakan, Anies cenderung menggunakan pola komunikasi high context dan ia nilai seperti motivator di bidang politik.
"Dia bicara dengan bahasa yang dibungkus sangat indah. Ditambah latar belakang di pendidikan membuat dia bisa merangkai kalimat yang memotivasi dan menginspirasi," ujar Yunarto.
Sayangnya, kata Yunarto, tidak banyak masyarakat kecil memahami gaya komunikasi high context ini.
Baca juga: Perbandingan Harta Kekayaan Ahok dan Anies Baswedan, Berapa Aset Tanah dan Bangunan?
Terlebih lagi, jika dikemas dengan bahasa-bahasa yang tidak membumi, ini menjadi salah satu kelemahan Anies.
"Tidak mudah buat orang seperti Anies yang biasa berbicara retorika dan bicara dengan berirama masuk ke penegasan program dan kebijakan yang akan dibuat," ujar Yunarto.
Biasanya, solusi yang disampaikan Anies lebih kepada pandangan makro saja.
Pekerjaan rumah untuk Anies adalah bagaimana Anies bisa membumikan diri sebagai seorang eksekutor yang mampu menjalankan program-program, bukan sekadar menginspirasi orang dengan kata-kata.