Perang Rusia Ukraina

Inggris Kerahkan Sky Sabre, AS Pasang Rudal Patriot, NATO Perbanyak Pasukan

Sky Sabre diresmikan oleh Angkatan Darat Inggris awal tahun 2022 dan diklaim dapat mengenai benda seukuran bola tenis

Editor: Alfons Nedabang

POS-KUPANG.COM - Mengantisipasi agresi militer Rusia meluas, sejumlah negara mulai mensiagakan armada tempurnya.

Inggris akan mengirim sistem pertahanan udara Sky Sabre dan 100 personel militer ke Polandia.

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan, pengiriman tersebut merupakan langkah untuk melindungi wilayah udara Polandia dari agresi lebih lanjut Rusia.

Sky Sabre diresmikan oleh Angkatan Darat Inggris awal tahun 2022 dan diklaim dapat mengenai benda seukuran bola tenis yang melaju dengan kecepatan suara.

Wallace dalam kunjungannya ke Warsawa mengatakan, Polandia adalah sekutu yang sangat tua, sebagaimana dilansir The National, Jumat 18 Maret 2022.

Baca juga: Rudal Rusia Hancurkan Pabrik Pesawat di Lviv Ukraina

Saat ini, Polandia menampung banyak pengungsi yang melarikan diri dari Ukraina setelah Rusia melancarkan invasi sejak 24 Februari 2022.

Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan, pengerahan Sky Sabre akan mendukung angkatan bersenjata Polandia atas permintaan Pemerintah Polandia.

Juru Bicara Perdana Menteri Inggris mengatakan, Sky Sabre memiliki kemampuan pertahanan murni dan akan tetap berada di bawah kontrol Inggris setiap saat selama pengerahan.

Pengumuman itu muncul ketika NATO berjanji untuk mengirim lebih banyak pasukan untuk mempertahankan sayap timurnya.

Sky Sabre adalah sistem pertahanan udara terbaru yang menggantikan Rapier yang lebih tua, yang telah digunakan oleh Angkatan Bersenjata Inggris sejak 1970-an.

Dalam sekali tembakan, Sky Sabre dapat menembakkan delapan rudal dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan dua tembakan Rapier.

Baca juga: Pasukan Rusia Mulai Kepung Kota Besar di Ukraina, Presiden AS Kirim Drone Bunuh Diri Bantu Ukraina

Selain itu, Sky Sabre diklaim mampu menjangkau target dengan jarak hingga 25 kilometer. Teknologi pertahanan udara terbaru tersebut terdiri dari tiga komponen yakni radar, pusat komando dan kendali, serta sistem peluncuran rudal.

Sistem detect-and-destroy yang canggih dari Sky Sabre dirancang untuk menetralkan ancaman dari pesawat tempur siluman buatan Rusia dan rudal hipersonik lainnya.

AS Pasang Rudal Patriot

Sebelumnya, sejumlah gambar memperlihatkan sistem rudal patriot Amerika Serikat (AS) dipasang di pangkalan udara Polandia hanya 50 mil (80,4 km) dari perbatasan Ukraina.

Sistem pertahanan darat ke udara itu dipasang di sekeliling Bandara Internasional Rzeszow-Jasionka, setelah armada pesawat Angkatan Udara AS (USAF) terbang dari pangkalan di Ramstein, Jerman.

Komando Eropa AS (EUCOM) sebelumnya mengatakan Selasa 15 Maret 2022 lalu bahwa mereka akan memasang sistem rudal Patriot di Polandia, sebagai penempatan pertahanan setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Bandara Terbesar Kedua Ukraina di Lviv Ditembaki Pasukan Rusia Jumat Dini Hari, Asap Mengepul

Peningkatan keamanan telah terlihat secara nyata di sekitar lapangan terbang, yang juga digunakan oleh maskapai sipil seperti Ryanair dan Wizz Air.

Keduanya melayani penerbangan dari bandara East Midlands, Manchester, Bristol dan Luton di Inggris.

Daily Mail melaporkan bahwa sistem rudal mengarah ke timur menuju Ukraina dan tingkat siaga di bandara ditingkatkan setelah serangan pada Minggu 13 Maret 2022 oleh Rusia di kompleks pelatihan militer di Yavoriv, hanya 70 mil jauhnya melintasi perbatasan Polandia-Ukraina.

"Hujan rudal" ke pusat penjaga perdamaian dan keamanan internasional di Yaroviv tersebut menyebabkan kerusakan besar di daerah itu. Sedikitnya 35 orang tewas dengan 134 lainnya terluka.

Rudal Patriot adalah sistem rudal pertahanan udara yang dirancang untuk melawan dan menghancurkan rudal balistik jarak pendek, pesawat canggih, dan rudal jelajah.

Baca juga: Beri Peringatan ke Amerika Serikat, Rusia Klaim Bisa Gantikan AS Jadi Negara Adidaya Terkemuka

Senjata ini merupakan roket bahan bakar padat dan memiliki jangkauan operasional dari 12 mil hingga maksimum 100 mil dan masing-masing unit nilainya mencapai 800 juta poundsterling.

Secara operasional alat ini berhasil digunakan di Irak dan digunakan oleh komando Pertahanan Udara Israel.

Personel dari divisi infanteri Lintas Udara ke-82 dari tentara AS, yang menanggapi kontinjensi krisis di mana saja di dunia dalam waktu 18 jam dan berbasis di Fort Bragg, Carolina Utara, diyakini berada di stasiun yang menjaga sistem pertahanan rudal ini.

Pengerahan mereka dilakukan setelah beberapa jet militer dari negara-negara NATO termasuk Inggris, Spanyol, Italia dan Kanada serta AS terlihat mendarat di Rzeszow.

Aplikasi radar penerbangan menunjukkan mereka mendekati wilayah udara Polandia dari tempat lepas landas mereka, dan kemudian mematikan transponder saat mendekati waktu mendarat.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina; Begini Kondisi Empat Jenderal Tewas Sia-Sia dalam Serangan ke Ukraina

Pangkalan tersebut digunakan sebagai pusat logistik untuk pengiriman militer dengan barisan truk terdaftar Ukraina menunggu di jalan menuju bandara. Pengiriman ke Rzeszow termasuk rudal anti-tank NLAW buatan Inggris dan senjata anti-tank Javelin.

Sementara Swedia telah memberikan peluncur rudal anti-tank AT4. Setelah dimuat dengan kargo mereka, mereka mendapat pengawalan polisi yang cepat di sepanjang jalan raya dan masuk ke Ukraina melalui titik perbatasan Korczowa, yang sekarang hanya dapat diakses melalui kendaraan.

Pangkalan itu juga digunakan untuk bantuan kemanusiaan dengan penerbangan yang datang dari seluruh dunia membawa obat-obatan, makanan, selimut dan pakaian yang telah disumbangkan.

NATO Tambah Pasukan

NATO akan memberi tahu para komandan militernya pada Rabu 16 Maret 2022 menyusun rencana cara baru untuk mencegah merembetnya invasi Rusia di luar Ukraina.

Salah satu rencana tersebut adalah lebih banyak pasukan dan pertahanan rudal di Eropa timur, sebagaimana dilansir Reuters.

Para menteri pertahanan dari negara-negara anggota NATO akan memberikan nasihat militer di markas besar NATO kepada para komandan pasukan.

Mereka juga akan mendengar pernyataan dari Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov. Reznikov diperkirakan akan meminta lebih banyak senjata dari masing-masing negara NATO, ketika serangan Rusia di kota-kota Ukraina berlanjut dan militer Rusia berusaha menguasai Kyiv.

Baca juga: Paus Fransiskus dan Uskup Agung Canterbury Bahas Perang Ukraina dengan Patriark Rusia Kirill

"Kita perlu mengatur ulang postur militer kita untuk realitas baru ini," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan, Selasa 15 Maret 2022.

"Para menteri akan memulai diskusi penting tentang langkah-langkah konkret untuk memperkuat keamanan kami untuk jangka panjang, di semua domain," imbuh Stoltenberg.

Sejauh ini, setidaknya 10 anggota NATO termasuk AS, Inggris, dan Perancis, telah mengerahkan lebih banyak pasukan, kapal, dan pesawat tempur ke sisi timur.

Di sisi lain, NATO juga masih harus mempertimbangkan bagaimana menghadapi situasi keamanan baru di Eropa dalam jangka menengah. Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan penangkal nuklir Rusia untuk siaga tinggi pada 27 Februari.

Rusia menghantam pangkalan Ukraina di dekat perbatasan anggota NATO, Polandia, pada 13 Maret. Serangan tersebut membawa invasi ke depan pintu NATO.

AS mengatakan, rudal-rudal tersebut menegaskan kemampuan Moskwa untuk menyerang sekutu timur NATO.

Washington juga telah memperingatkan konsekuensi berat bagi Moskwa meluncurkan serangan kimia di Ukraina. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved