Perang Rusia Ukraina

Pangeran Saudi Mohammad bin Salman, Ditegur Oleh Barat, Menghadapi Dilema atas Rusia dan China

Amerika Serikat dan Inggris meningkatkan tekanan pada Arab Saudi untuk memompa lebih banyak minyak dan bergabung dengan upaya untuk mengisolasi Rusia.

Editor: Agustinus Sape
GETTY IMAGES/MIKHAIL SVETLOV
Presiden Rusia Vladimir Putin (kanan) berjabat tangan dengan Pangeran Mohammad Bin Salman selama pertemuan bilateral mereka di KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, 1 Desember 2018. 

Bin Salman rupanya berbicara di telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis 3 Maret 2022  dan memberitahunya tentang tawaran mediasi.

Pangeran menggarisbawahi dukungan Kerajaan untuk upaya yang akan mengarah pada solusi politik untuk mengakhiri krisis dan mencapai keamanan dan stabilitas.

Selain itu, Bin Salman menegaskan kembali keinginan pemerintahnya untuk menjaga stabilitas pasar minyak dan menekankan peran OPEC+ dalam menjaga keseimbangan ini.

Kedua pemimpin juga membahas hubungan bilateral dan cara meningkatkannya di berbagai bidang.

Krisis Rusia-Ukraina dikhawatirkan akan mengganggu rantai pasokan energi, mengingat Rusia merupakan produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Rusia memproduksi 10,2 juta barel minyak mentah per hari, yang mengekspor rata-rata 4,5 juta barel. Moskow juga merupakan pengekspor gas terbesar, dengan ekspor tahunan lebih dari 230 miliar meter kubik.

Sumber: middleeastmonitor.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved