Perang Rusia Ukraina
Kelompok Separatis Papua Termakan Propaganda Perang Kremlin Palsu, Dukung Invasi Rusia ke Ukraina
Kelompok separatis Papua blak-blakan mendukung invasi Rusia ke Ukraina karena termakan dalil palsu pihak Rusia.
Kelompok Separatis Papua Termakan Propaganda Perang Kremlin yang Palsu, Dukung Invasi Rusia ke Ukraina
POS-KUPANG.COM - Terhadap invasi Rusia ke Ukraina, kelompok separatis Papua turut bersikap. Blak-blakan kelompok ini mendukung invasi Rusia ke Ukraina sebagaimana yang didalilkan pihak Rusia.
Hal ini jelas terbaca dari pernyata Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom.
“Serangan Rusia terhadap Ukraina adalah wajar dan wajar karena pemerintah Ukraina, melalui pasukan militer dan polisinya, melakukan genosida terhadap penduduk asli Ukraina di dua wilayah yang menginginkan kemerdekaan mereka sendiri.”
Namun, apakah kenyataan di sana benar seperti yang disampaikan Sebby Sambom?
Pada 2 Maret, militan separatis di provinsi Papua Indonesia membunuh delapan teknisi yang memperbaiki menara telekomunikasi di desa terpencil Beoga.
Serangan paling berdarah sejak 2018, dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), sayap bersenjata Gerakan Papua Merdeka (OPM).
Pada hari yang sama, gerilyawan menyerang sebuah pos militer di distrik yang sama, melukai seorang tentara.
Papua, bagian barat pulau Melanesia di New Guinea, berada di bawah kendali Indonesia. Namun Papua terbagi menjadi dua provinsi — Papua dan Papua Barat.
Pemberontak di Papua Barat telah berjuang untuk kemerdekaan selama beberapa dekade.
Seorang juru bicara kelompok pemberontak, Sebby Sambom, menyampaikan pujian atas serangan tersebut, mengatakan kepada Associated Press bahwa orang Indonesia yang bekerja pada proyek-proyek pemerintah di daerah yang diklaim pemberontak akan dianggap sebagai bagian dari pasukan keamanan.
Pada tanggal 5 Maret, Sambom mempertimbangkan konflik lain – invasi Rusia ke Ukraina. Ia mengkritik Indonesia karena bergabung dengan 140 negara lain dalam mengutuk Rusia dan menuntut agar pasukan Rusia di Ukraina segera mundur.
Sambom juga menegur Indonesia karena bergabung dengan Amerika Serikat dalam mengkritik invasi Rusia sambil “menyembunyikan kejahatan” Indonesia terhadap penduduk asli Papua.
Dia mengatakan baik Indonesia maupun Ukraina adalah “negara jahat” dan “antek kapitalis Amerika.”
“Serangan Rusia terhadap Ukraina adalah wajar dan wajar karena pemerintah Ukraina, melalui pasukan militer dan polisi, melakukan genosida terhadap penduduk asli Ukraina di dua wilayah yang menginginkan kemerdekaan mereka sendiri,” kata Sambom.