Berita Nasional

Daripada Anies Baswedan & Ganjar Pranowo, Lebih Baik Prabowo Subianto Jadi Presiden, Begini Kata LSI

Meski Pilpres 2024 masih cukup lama, namun gairah masyarakat untuk menentukan pilihannya, makin terlihat dari hari ke hari. Kini nama Prabowo disukai

Editor: Frans Krowin

POS-KUPANG.COM - Meski Pilpres 2024 masih cukup lama, namun gairah masyarakat untuk menentukan pilihannya, makin terlihat dari hari ke hari.

Saat ini, misalnya, nama-nama figur yang dipandang layak untuk mengambil estavet kepemimpinan dari Presiden Jokowi, sudah disebutkan semuanya.

Nama-nama itu, di antaranya Anies Baswedan yang kini Gubernur DKI Jakarta, Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah, juga Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan RI.

Bahkan dari ketiga nama tersebut, terungkap pula tingkat popularitas dan elektabilitasnya masing-masing.

Dan, berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Indonesia (LSI), nama sosok yang satu ini paling banyak diinginkan warga.

Hal tersebut terungkap dari hasil survei yang dilakukan LSI di Provinsi Lampung baru-baru ini.

Survei tersebut menunjukkan hasil yang mengejutkan. Ternyata mayoritas penduduk di Provinsi Lampung lebih menginginkan sosok ini jadi Presiden.

Sosok yang diinginkan itu, adalah Prabowo Subianto yang saat ini mengemban jabatan sebagai Menteri Pertahanan RI.

Baca juga: Pengamat Ungkap Kekuatan Prabowo Subianto, Tiga Jenderal Masuk Bursa Capres di Pilpres 2024

Warga lebih menginginkan Prabowo Subianto menjadi Presiden RI pasca Presiden Jokowi, ketimbang Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo.

Hasil survei tersebut tentunya menjadi hal yang mengejutkan. Sebab Lampung merupakan lumbung suara PDIP disusul Partai Gerindra.

Menurut Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif LSI, Prabowo Subianto meraih elektabilitas tertinggi yakni 26,1 persen.

Sementara di urutan kedua adalah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah 23,1 persen dan di posisi ketiga, Anies Baswedan 16,6 persen.

"Hasil survei LSI itu menyimpulkan, dari simulasi semi terbuka (banyak nama) dan boleh menyebutkan nama lainnya, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto paling banyak dipilih, 26,1 persen mengungguli nama-nama lainnya," kata Djayadi, dalam keterangannya, Selasa 15 Maret 2022.

Selain elektabilitas sosok Capres 2024, LSI juga membeberkan elektabilitas partai politik (parpol) pilihan masyarakat Lampung.

"Apabila Pileg DPR RI dan DPRD Provinsi digelar saat ini, maka PDI Perjuangan berada di posisi teratas disusul Partai Gerindra," ujarnya.

Ini berdasarkan simulasi semi terbuka yang menampilkan 17 lambang partai dan boleh menyebutkan nama lain di Lampung.

"Di Provinsi Lampung, pada simulasi 17 lambang partai dan boleh menyebutkan nama lainnya, PDIP memperoleh 36,6 persen, disusul Gerindra 12,1 persen di urutan kedua," ucapnya.

Baca juga: Anies Baswedan Punya Peluang Kalahkan Prabowo di Pilpres 2024, Bagaimana dengan Ganjar Pranowo?

Di posisi berikutnya Golkar 10 persen, Demokrat 7,5 persen, PKB 5,9 persen, PKS 5,1 persen dan NasDem 4,4 persen, partai lain lebih rendah. Dan belum menjawab 13,1 persen.

"Hasil ini menunjukkan terjadi pergeseran peringkat elektabilitas dimana pada Pileg 2019, Golkar menjadi partai terbesar kedua di Lampung," ucap Djayadi.

Menurut Djayadi, kedisukaan dan tingkat keterpilihan partai banyak ditentukan oleh tokoh yang ada di partai tersebut.

Partai Gerindra, misalnya, tampaknya masih banyak dipengaruhi oleh ketokohan figur pendiri sekaligus ketua umumnya yakni Prabowo Subianto.

Yang juga berpengaruh adalah ketokohan di tingkat provinsi Lampung seperti Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani yang juga adalah anggota DPR RI dari Dapil Lampung 1.

Temuan menarik lainnya dari survei yang dirilis LSI adalah persepsi terhadap partai dan tingkat kedisukaan terhadap partai di kalangan masyarakat Lampung.

Tingkat kedisukaan PDIP bersaing ketat dengan tingkat kedisukaan pada Gerindra.

Baca juga: Pilpres 2024, Duet Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Dilirik Nasdem, Bakal Diusung?

Dalam skala atau skor kedisukaan 0-10, dimana makin mendekati angka 10 berarti makin tinggi kedisukaannya, skor untuk Gerindra adalah 6,269 bersaing dengan PDIP dengan skor 6,420.

"Ini berarti PDIP dan Gerindra adalah dua partai paling disukai masyarakat di Lampung," kata Djayadi.

Selain itu, LSI juga mengukur persepsi apakah partai menggambarkan masa lalu atau masa depan.

Dalam skala nol hingga sepuluh, dimana semakin mendekati sepuluh berarti makin menggambarkan masa depan, skor partai-partai adalah 6,132 untuk Gerindra, diikuti oleh Nasdem (5,991), PDIP (5,860), kemudian partai-partai lainnya.

"Ini menunjukkan bahwa, Gerindra dalam penilaian para pemilih adalah partai yang paling menggambarkan masa depan dibanding partai-partai lainnya."

"Persepsi dan kedisukaan ini juga memberikan pengaruh kepada peta elektoral partai-partai baik di tingkat DPR RI maupun di tingkat DPRD provinsi Lampung," kata Djayadi.

Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berjalan bersama seusai rapat terbatas bersama sejumlah menteri di ruang fasilitas produksi divisi Kapal Selam PT PAL di Surabaya, 27 Januari 2020.
Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berjalan bersama seusai rapat terbatas bersama sejumlah menteri di ruang fasilitas produksi divisi Kapal Selam PT PAL di Surabaya, 27 Januari 2020. (KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)

Penundaan Pemilu 2024

Sementara itu, survei Litbang Kompas terbaru menunjukkan sebagian besar masyarakat setuju pemilihan umum (pemilu) tetap digelar di tahun 2024.

Sebanyak 62,3 persen responden memilih setuju pemilu digelar pada 14 Februari 2024.

Artinya, mereka menolak wacana penundaan pemilu.

Baca juga: Kemesraan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil, Adu Penalti di JIS Jadi Sinyal Duet Pilpres 2024?

Menurut Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, penundaan pemilu ini bukanlah isu partisan.

“Hasil survei, bahwa isu penundaan pemilu ini bukan isu partisan karena hampir semua kategori responden baik simpatisan Jokowi maupun simpatisan Prabowo sama-sama menolak penundaan Pemilu.”

“Mereka lebih berharap pemilu tetap digelar di tahun 2024,” ucapnya, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Selasa 15 Maret 2022.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, sebanyak 62,3 persen setuju pemilu tetap digelar 14 Februari 2024.

Selanjutnya, 25,1 persen tidak mempermasalahkan pemilu ditunda atau tidak, 10,3 persen setuju pemilu ditunda 2-3 tahun lagi, dan 2,3 persen tidak tahu.

Terkait alasan penundaan pemilu, sebanyak 66,7 persen usulan pemilu ditunda karena kepentingan politik, 23,4 persen usulan pemilu ditunda demi pemulihan ekonomi, dan 9,9 persen tidak tahun.

Selain itu, hasil survei juga menunjukkan bagaimana sikap pemilih Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 terhadap Pemilu 2024.

Hasilnya, mayoritas pemilih Jokowi setuju Pemilu 2024 harus tetap digelar.

Di mana 54,7 persen setuju pemilu tetap digelar 14 Februari 2024 dan 28,3 persen tidak mempersoalkan pemilu ditunda 2-3 tahun lagi atau tidak.

Kemudian, 14,5 persen responden pemilih Jokowi menyatakan setuju pemilu 2024 ditunda 2-3 tahun lagi untuk menjaga agenda pemulihan ekonomi akibat pandemi, serta 2,5 persen menjawab tidak tahu.

Lalu, untuk pemilih Prabowo dalam Pilpres 2019 juga mayoritas setuju pemilu 2024 tetap digelar.

“Sebanyak 75,4 persen dari kelompok responden pemilih Prabowo di 2019 menolak pemilu ditunda," ucap Yohan.

Baca juga: Rumor Ganjar Pranowo Diredam agar Anies Tak Maju Pilpres 2024 Mencuat, Strategi PDIP Tak Logis?

Yohan menambahkan, hasil survei pada pemilih partai juga menunjukkan sebagian besar menolak penundaan pemilu.

“Hal yang sama juga bisa dilihat dari latar belakang pemilih partai, yakni sebagian besar pemilih partai menolak penundaan pemilu.”

“Misalnya, pemilih PKB, hampir 45 persen menolak penundaan pemilu, lalu Golkar yakni 66,7 menolak penundaan pemilu,” jelasnya.

“Partai-partai di luar pemerintahan cenderung tinggi yang menolak penundaan pemilu,” imbuh Yohan.

Artinya, kata Yohan, jelas sekali bahwa isu penundaan pemilu bukan isu partisipan.

Jadi, hampir semua kelompok masyarakat setuju pemilu tetap digelar di 2024.

Diketahui, survei Litbang Kompas dilakukan melalui sambungan telepon pada 7-12 Maret 2022.

Sebenyak 1.002 responden berusia minimal 17 tahun berdomisili di perkotaan di 34 provinsi telah diwawancarai dalam survei.

Survei Litbang Kompas menggunakan metode pada tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error lebih kurang 3,1 persen. (*)

Berita Terkait Pilpres 2024

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved