Berita Ende Hari Ini

Rumah Suku Zena Ende Dibangun dari Kayu Ulin Kalimantan, Curi Perhatian Wisatawan

Tidak ada rumah warga lain di sekitar rumah Suku Rena. Namun, halaman dan rumah warga suku Rena selalu menjadi sasaran wisatawan.

Penulis: Laus Markus Goti | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/LAUS MARKUS GOTI
Pelataran Batu Rumah Suku Zena di Kelurahan Roworena, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, Pulau Flores 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Laus Markus Goti 

POS-KUPANG.COM, ENDE - Sebuah rumah terbuat dari kayu Ulin dan Bengkirai berdiri kokoh di perbukitan di Kelurahan Roworena, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rumah tersebut merupakan rumah keluarga besar Suku Zena, yang dibangun kembali pada 2018 silam menggunakan kayu Ulin dan Bengkirai dari Pulau Kalimantan.

Kayu Ulin dan Bengkirai, dikirim oleh para keturunan Suku Zena yang merantau dan bekerja di Pulau Kalimantan.

Rumah dan tanah tersebut merupakan warisan dari Embu Nggobhe Nggedhe, leluhur Suku Zena, sehingga rumah tersebut dinamai 'Sao Mere Tenda Zewa Embu Nggobhe Nggedhe'.

Baca juga: Patung Pelajar, Ikon Kota Ende yang Ambruk 2020 Belum Dibangun Kembali

Rumah Suku Zena ini mencuri perhatian para wisatawan domestik maupun manca negara yang berkunjung ke Ende, sebab, letaknya sangat strategis, berada di ketinggian.

Tidak hanya itu, Suku Zena sangat tradisional, pada dinding - dinding rumah menempel fosil hewan, seperti kepala rusa dan kerbau. Kayu Ulin dan Bengkirai tentunya juga menjadi daya tarik tersendiri.

Rumah tersebut berdiri di atas tanah datar, berbentuk lingkaran, yang mana di tengah ada sebuah pelataran dan tugu yang tersusun dari bebatuan ceper berwarna cokelat dan hijau muda.

Baca juga: Begini Kondisi Dranaise di Jl. Anggrek Kota Ende

Pelataran batu tersebut merupakan makam para leluhur Suku Zena. Setiap tahun, para keturunan Suku Zena yang masih hidup melaksanakan ritual adat memberikan sesajian di pelataran batu tersebut.

Berdiri di pelataran batu tersebut, Kamis 10 Maret 2022, POS KUPANG.COM, bisa menikmati pemandangan Kota Ende, laut dan pegunungan.

Di sekitar pelataran batu itu juga ditanami bunga - bunga dengan bentuk dan warga yang indah.

Tidak ada rumah warga lain di sekitar rumah Suku Rena. Namun, halaman dan rumah warga suku Rena selalu menjadi sasaran wisatawan.

Baca juga: Peran Laki-laki Mendukung Kepemimpinan Perempuan dan Kesetaraan Gender

Keturunan Suku Zena sangat welcome dengan wisatawan yang datang. Namun mereka selalu mengingatkan agar para wisatawan jangan merusak apapun yang ada di rumah dan halaman rumah Suku Zena.

Mereka juga tidak memungut biaya sepeser pun dari para wisatawan.

"Kami tidak melarang orang yang mau datang kunjung ke sini. Memamg orang sering datang juga. Ada juga bule - bule (wisatawan manca negara). Intinya hormati, hargai tempat ini," kata Ludovikus.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved