Berita Nagekeo Hari Ini
Dukung Rehab Bendungan dan Saluran Irigasi Mbay Kanan, DPRD Nagekeo: Pertimbangkan Nasib Petani
Kalau boleh bisa digeser sedikit waktunya sambil melihat petani ini semuanya sudah siap baru melakukan penutupan air
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, MBAY - Ketua Komisi III DPRD Nagekeo, Antonius Moti kepada TRIBUNFLORES.COM mengatakan, pihaknya mendukung pemerintah daerah Kabupaten Nagekeo dalam upaya merehabilitasi bendungan dan saluran irigasi Mbay kanan.
Sebab, saluran irigasi Mbay sudah sangat lama belum diperbaiki mulai dari bendungan utama sampai dengan salurannya.
"Pada prinsipnya kami setuju, karena memang sudah sekian tahun rehabilitasi saluran irigasi Mbay ini belum dilakukan. Mulai dari bendungan itu memang belum pernah direhab selama ini. Dengan anggaran yang cukup besar seperti ini, sebagai wakil rakyat kami sangat dukung," ujarnya kepada Pos Kupang saat ditemui di Kantor DPRD Nagekeo, Rabu 9 Maret 2022.
Baca juga: Tim Buser Polres Kabupaten Nagekeo Tangkap Satu Pelaku Persetubuhan Anak Dibawah Umur
Meski mendukung, Anton mengharapkan pemerintah untuk memperhatikan nasib para petani sawah yang terkena dampak dari penutupan saluran irigasi karena para petani tidak akan mengolah sawah mereka selama proses pengerjaan proyek.
Pembangunan saluran tersebut juga akan memutuskan mata rantai pengelolaan sawah pada beberapa waktu selama pengerjaan proyek tersebut yang berdampak pada ketersediaan pangan masyarakat yang semakin berkurang dan bahkan terancam rawan pangan.
"Harapan kami pemerintah daerah kalau boleh bisa mengatur sistem penutupan air, sehingga para petani tidak jadi korban. Karena harapan mereka satu-satunya hanya ada di sawah," ujarnya.
Baca juga: Kadis Koperindag Nagekeo, Djawaria KM Simporosa: Tidak Masalah Jalani Dua Peran
Anton menyarankan, sebelum pemerintah menetapkan jadwal penutupan air, harus terlebih dahulu melihat kondisi petani di lapangan karena masyarakat sampai dengan saat ini ada yang masih melakukan pengolahan sawah mereka.
"Kalau bisa dilihat dulu sampai kepada para petani. Karena ada yang saat ini masih proses bajak, cincang, dan lain sebagainya. Kalau boleh bisa digeser sedikit waktunya sambil melihat petani ini semuanya sudah siap baru melakukan penutupan air," sarannya.
Anton menambahkan, pemerintah daerah bersama dengan kontraktor pelaksana dan BWS berkoordinasi bersama agar mempertimbangkan masalah tersebut supaya tidak merugikan para pihak.
Baca juga: Gelar Rapat Kerja, Komisi III DPRD Nagekeo Soroti Rencana Penutupan Saluran Irigasi Mbay
"Karena jujur, belum lama ini juga terjadi penutupan air. Mereka baru mengolah lahan untuk satu musim tanam, kemudian ditutup lagi. Ini akan berdampak terhadap rawan pangan. Rawan pangan masalah sangat riskan, apalagi covid begini, kalau urusan pangan tidak kuat, repot juga. Dampak ikutan seperti imun tubuh, gizi buruk, stunting, ini sangat berpengaruh," jelasnya.
Anton juga berharap kepada pemerintah daerah supaya dapat mempertimbangkan dengan lebih rasional dengan pengerjaan proyek tersebut. Supaya antara para petani dan kontraktor sama-sama saling mendukung untuk peningkatan produksi pangan sehingga dapat terwujud ketahanan pangan di Kabupaten Nagekeo. (*)