Berita Nagekeo Hari Ini
Daerah Persawahan Mbay di Nagekeo Mampu Menghasilkan 21.684,90 Ton Beras
jumlah beras yang dihasilkan dari daerah irigasi Mbay tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan beras
Penulis: Thomas Mbenu Nulangi | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM, MBAY--Kepala Dinas Pertanian Nagekeo, Olivia Mogi mengatakan bahwa, daerah irigasi Mbay sangat berpotensi dalam pengembangan pertanian khususnya padi sawah.
Sebab, luas areal sawah (fungsional) yang membutuhkan pengairan dari irigasi Mbay seluas 3.624,25 ha. Dari luas areal sawah tersebut, sawah pada irigasi Mbay dapat menghasilkan gabah dengan index pertanaman 2,5 persen sebanyak 36.141,50 ton.
"Dari gabah sebanyak itu akan menghasilkan beras (rendemen 60℅) sebanyak 21.684,90 ton per tahun," jelasnya, Rabu 9 Maret 2022.
Baca juga: Jadi Camat Perempuan di Nagekeo, Hilda M Kasi; Kuncinya Jaga Kepercayaan Pimpinan
Dijelaskannya, jumlah beras yang dihasilkan dari daerah irigasi Mbay tersebut sudah mampu memenuhi kebutuhan beras bagi penduduk di Kabupaten Nagekeo sebanyak 147.189 jiwa (data 2020).
"Kebutuhan beras per jiwa sebanyak 11 kg per bulan atau kebutuhan beras untuk penduduk Nagekeo per bulan 1.619,079 ton atau per tahun 19.428,948 ton," terangnya.
Olivia menerangkan, jika dihitung dari produksi beras yang dihasilkan dari irigasi Mbay untuk pemenuhan pangan masyarakat di Kabupaten Nagekeo, maka masih ada surplus sebanyak 2.256 ton.
Baca juga: Dukung Rehab Bendungan dan Saluran Irigasi Mbay Kanan, DPRD Nagekeo: Pertimbangkan Nasib Petani
Surplus beras tersebut dapat mengantisipasi kebutuhan beras masyarakat Nagekeo untuk 1 bulan kedepan. Karena produksi beras setahun dari daerah irigasi Mbay sebanyak 21.684,90 ton per tahun dan kebutuhan beras setahun bagi masyarakat Nagekeo sebanyak 19.428,948 ton.
"Ini hitungan jika ketersediaan pangan hanya dipenuhi dari beras saja. Namun untuk ketersediaan pangan bisa dari Pangan Setara Beras (PSB, analisanya ada di dinas pangan daerah) maka bisa terjadi angka surplus lebih dari 1 bulan," katanya.
Meski demikian, ungkap Olivia, proyek rehabilitasi bendungan dan saluran irigasi Mbay dirasa sebagai sebuah berita happy problem yang mana disatu sisi saluran irigasi Mbay membutuhkan sentuhan APBN untuk melakukan rehabilitasi sebagai kelayakan infrastruktur dalam jangka panjang untuk bisa mengoptimalkan tatakelola air irigasi guna mendorong peningkatan produksi.
Baca juga: Petani Sawah di Mbay Minta Pemda Nagekeo Tinjau Kembali Soal Penutupan Saluran Irigasi
Sedangkan disisi lain, dampak mega proyek tersebut dirasakan oleh masyarakat karena tidak ada aktifitas pengolahan sawah selama proyek berlangsung (tiga musim tanam) dari bulan juli 2022 sampai dengan Desember 2023.
"Tentunya dampak paling nyata yaitu ketersediaan pangan beras terganggu. Ibarat buah simalakama harus dilaksanakan namun tetap harus dengan solusi yang paling solutif untuk menekan dampak tersebut," ujarnya.
Olivia menjelaskan, jika patokan penutupan total selama 1.5 tahun, tentu gejolaknya pada ketersediaan pangan yang mana stok pangan terbesar di Kabupaten Nagekeo disumbangan dari irigasi Mbay.
Baca juga: Tim Buser Polres Nagekeo Tangkap Satu Pelaku Persetubuhan Anak Dibawah Umur
"Dari analisa diatas, jika terjadi tutup total, maka ketersedian beras di Kabupaten Nagekeo akan hilang dari dampak tidak adanya aktivitas budidaya padi sawah dari MT II tahun ini dan tahun depan sekitar 26.684,82 ton beras," jelasnya.
Mengatasi masalah tersebut, terang Olivia, ada kebijakan yang akan diambil dalam masa proyek tersebut antara lain, optimasi lahan dengan usaha komoditi lain yang membutuhkan air sedikit seperti usaha tanaman holtikultura, dan tanaman palawija (jantung, ibu, serta kandang).