Wawancara Eksklusif

Mantan Dubes RI untuk Ukraina Prof Yuddy Chrisnandi: Neo Nazi Ukraina Hoaks (Bagian-2/Selesai)

Kenya saja negara kecil di Afrika berani bersuara bahwa invasi melanggar aturan dan harus dihentikan.

Editor: Alfons Nedabang
TRIBUNNEWS.COM
Mantan Dubes RI untuk Ukraina Prof Yuddy Chrisnandi dan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra, Senin 28 Februari 2022. 

Sebetulnya angka itu juga tidak akan membuat Rusia khawatir. Kekayaan alam dan ekonomi tentu bukan alasan Rusia menginvasi Ukraina.

Ini karena alasan geopolitik dan alasan megalomania sebuah visi besar yang diinginkan oleh Vladimir Putin. Saya yakin ini bukan keinginan semua masyarakat Rusia. Faktanya di St Petersburg, negara tempat kelahiran Putin, rakyat Rusia meminta hentikan perang.

Mengapa NATO tidak memberikan bantuan yang signifikan terutama pasukan?

NATO memiliki SOP hanya anggota yang akan dibantu penuh. Sementara Ukraina ini baru taraf mendaftar.

Jadi kalau Presiden Rusia tidak sudah ya digagalkan pendaftarannya. NATO kan puluhan anggotanya lobi lah satu per satu. Kan ada cara diplomasi. Kalau di film-film diplomat Rusia jago-jago.

Baca juga: Mantan Dubes RI untuk Rusia Wahid Supriyadi: Punya Rudal 27 Kali Kecepatan Suara (Bagian-2/Selesai)

Sabotase-sabotase besar aja bisa masa diplomasi gak bisa. Lakukan dong dengan cara itu. Atau kalau memang sama sekali tidak suka bicara dengan Amerika Serikat yang mensponsori Ukraina untuk masuk NATO.

Bukan dengan menyerang. Menyerang cara-cara orang yang tidak berpengetahuan. Selesaikan dengan cara beradap. Indonesia tidak bisa lagi hanya jadi penonton, hanya mengimbau. Mungkin memang lebih baik daripada tidak berbuat apa-apa.

Suara sekecil apapun yang kita dengungkan setidaknya itu menjadi empati untuk menyayat kedamaian di dunia ini. (tribun network/reynas abdila)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved