Perang Rusia Ukraina

Putin Dianggap Kejam Agresi ke Ukraina, Terkuang Penyebab Rusia Invasi Tetangganya, Ada Australia?

Aksi militer Rusia ke tetangganya Ukraina telah menyebabkan gelombang protes besar-besaran pada Vladimir Putin

Editor: Alfred Dama
Via Intisari.Grid.ID
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina , Volodymyr Zelensky 

POS KUPANG.COM -- Aksi militer Rusia ke tetangganya Ukraina telah menyebabkan gelombang protes besar-besaran pada Vladimir Putin

Ternyata Presiden Rusia itu punya alasan yang dianggap penyebab negaranya melakukan penyerangan militer skala besar ke Ukraina

"Jika Anda melihat ke TV melihat mata Vladimir Putin, terlihat ia adalah seseorang yang tangguh dan kurasa ia tidak peduli pandangan dunia terhadapnya."

Pendapat itu disampaikan oleh Perdana Menteri federal Australia, tapi bukan karena konflik Rusia - Ukraina yang hari ini memasuki hari ketiga.

Baca juga: Dituduh Tak Seberani Presiden Indonesia Jokowi Soal Invasi Rusia ke Ukraina, PM Malaysia Ngambek

Pengamatan ini mundur pada tahun 2008 lalu, ketika Putin mengirimkan pasukannya menyerang Georgia, meraih kendali atas wilayah Ossetia Selatan dan Abkhazia.

Agresi Putin saat itu memberi kekalutan luar biasa bagi Australia, bahkan bisa dibilang seperti sakit kepala sebesar nuklir.

Kini, masalah yang sama dihadapi Australia setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Melansir Lowy Institute, tahun 2007 Putin pergi ke Australia pertama kali mendarat ke Sidney untuk pertemuan APEC.

Baca juga: Negaranya Digempur Rusia, 2 Gadis Kembar Ukraina Lelang Perawan & Tawarkan Damai pada Vladimir Putin

Ia bertemu dengan mantan perdana menteri John Howard, lalu Putin menandatangani kesepakatan yang jelas-jelas menyatakan penjualan uranium Australia ke Rusia.

Oposisi Buruh saat itu mendukung ekspor tersebut.

Kemudian hanya sehari saja kesepakatan dapat diratifikasi di tahun berikutnya, Putin menyerang Georgia.

Pada September 2008 pemerintah Rudd menarik rem penjualan uranium untuk menghentikan aksi Moskow.

Kesepakatan itu terjerat dalam komite perjanjian parlemen, seolah-olah karena kekhawatiran untuk memastikan uranium Australia tidak dapat digunakan untuk bahan bakar persenjataan senjata nuklir Rusia.

Baca juga: Sanksi Akan Bawa Rusia Lebih Dekat ke China, Siap Mempromosikan Agenda Taiwan dan Laut China Selatan

“Jika dia berubah pikiran tentang kegunaan yang akan dia gunakan, saya tidak berpikir kita akan memiliki cara melawan yang efektif sama sekali,” kata anggota parlemen dari Partai Buruh Kelvin Thomson, ketua komite perjanjian, dan dia yang melihat ke dalam mata Putin.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved