Perang Rusia Ukraina

Putin Dianggap Kejam Agresi ke Ukraina, Terkuang Penyebab Rusia Invasi Tetangganya, Ada Australia?

Aksi militer Rusia ke tetangganya Ukraina telah menyebabkan gelombang protes besar-besaran pada Vladimir Putin

Editor: Alfred Dama
Via Intisari.Grid.ID
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina , Volodymyr Zelensky 

Tujuan sebenarnya adalah untuk menambah tekanan diplomatik pada Rusia atas Georgia.

Kemudian hampir 18 bulan berlalu, dengan kondisi dinilai sudah cukup kondusif, kesepakatan penjualan uranium Australia dilanjutkan.

Sebuah pengiriman percobaan akhirnya dibuat.

Baca juga: Sanksi Akan Bawa Rusia Lebih Dekat ke China, Siap Mempromosikan Agenda Taiwan dan Laut China Selatan

Pemerintah "puas uranium akan digunakan secara eksklusif untuk tujuan damai… risiko bahan nuklir untuk program keamanan warga dan program senjata nuklir sangat berbeda."

Namun kemudian MH17 ditembak pada 2014 oleh separatis dukungan Rusia di Ukraina timur, dengan 38 warga Australia tewas di antara 298 korban.

Pemerintahan Abbot kemudian menangguhkan penjualan uranium Australia ke Rusia sebagai bagian hukuman, dan penjualan tidak pernah dimulai kembali.

Hal ini mungkin bisa menghentikan perang yang terjadi saat ini, kecuali Australia mulai menjual uranium lagi.

Dan kini penjualan tidak kepada Australia tapi ke Ukraina.

Baca juga: Vladimir Putin Diskors Oleh Federasi Judo Internasional di Tengah Invasi Ukraina

Sebagai tanda dukungan, pemerintahan Abbot ingin mendukung Ukraina, ia kemudian memutuskan membuka kedutaan di Kyiv, dan secara diam-diam mengirimkan pasukan Australia mengamankan Ukraina.

Abbot juga memutuskan memulai negosiasi dengan Ukraina atas kesepakatan penjualan uranium.

"Kesepakatan Kerjasama Nuklir Australia-Ukraina" ditandatangani pada 2017, memberi jalan ekspor uranium ke Ukraina.

Dalam "Analisis Kepentingan Nasional" yang disediakan ke parlemen, pemerintah Australia berargumen bahwa mereka:

"akan menyediakan akses bagi Ukraina ke pasar tambahan yang bisa membeli bijih uranium terkonsentrasi di bawah kontrak komersial, berkontribusi pada meningkatkan keragaman pasokan bahan bakar nuklir, yang mana bergantung berat pada Rusia, mencatat bahwa ketegangan politik yang saat ini terjadi antara Rusia dan Ukraina."

"Ketegangan politik" itu kini jelas-jelas telah meledak.

Baca juga: Vladimir Putin Diskors Oleh Federasi Judo Internasional di Tengah Invasi Ukraina

Ketika mengesahkan kesepakatan itu, komite perjanjian menanyai pemerintahan mengenai jaminan dengan Ukraina dan meminta "rencana kontingensi yang cocok untuk memindahkan bahan nuklir Australia jika pemilik bahannya sedang dalam risiko bahaya."

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved