Berita Kupang Hari Ini
Hati-Hati, Sebanyak 115 Pengungsi di Kota Kupang Telah Dipulangkan
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, Ernest Ludji mengatakan 115 warga yang sempat mengungsi di Ge
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, Ernest Ludji mengatakan 115 warga yang sempat mengungsi di Gereja Menara Kesaksian Kelurahan Fatululi telah dipulangkan ke rumah masing-masing.
Pemulangan menyusul kondisi hujan mulai redah. Warga dipulangkan sehari setelah kejadian banjir yang melanda Kota Kupang, Rabu 23 Februari 2022.
"Belum ada data baru. Warga yang ditempat pengungsian sudah kembali, mereka hanya satu malam saja," kata Ernest, Sabtu 26 Februari 2022.
BPBD menurut dia, tetap melakukan upaya mitigasi bencana untuk daerah rawan banjir dan longsor. Dari pendataan terdapat 1005 jiwa atau 204 KK yang terdampak banjir di Kota Kupang.
Koordinasi dari BPBD ke lurah dan camat dan terus dilakukan untuk mendapat data terkini khususnya pada daerah rawan bencana. Prediksi yang dikeluarkan, Curah hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi ini diprediksi akan terjadi sampai tanggal 27 -28 Febaruari mendatang.
Baca juga: Waspada, Cuaca Memburuk, Nelayan di Pelabuhan Tenau Kota Kupang Tidak Melaut

Bantuan logistik berupa makanan dan selimuti disiapkan BPBD bagi warga terdampak. Data, sebut Ernest, menjadi penting agar distribusi dilakukan merata ke semua warga.
Tim kebencanaan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang juga melakukan tes swab kepada warga sebelum dipulangkan. Alasannya untuk mencegah kluster baru penyebaran kasus covid-19.
Kepala Dinas Sosial Kota Kupang, Lodowik Djungu Lape menyebut banjir merupakan hal biasa dan tidak dikategorikan bencana besar, sehingga masyarakat yang terdampak juga dibantu oleh pemerintah, dalam bentuk sembako saja.
Kepala daerah wajib menetapkan status bencana bila kondisinya parah. Seperti di Kota Kupang, Wali Kota menetapkan status dan bantuan 100.000 ton untuk situasi kebencanaan bisa diklaim di Bulog yang merupakan beras cadangan dari Pemkot.
Pada kejadian kemarin, menurutnya, tidak juga dibuatkan dapur umum karena status bencana kategori biasa.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Kupang, Richard Odja mengatakan, BPBD harus menyiapkan upaya jangka panjang dan jangka pendek mengantisipasi kejadian serupa terjadi lagi.
Rencana tersebut melalui pendataan pada daerah aliran sungai yang membutuhkan tembok penahan sehingga melalui persetujuan DPRD, hal itu bisa dikerjakan. Pemerintah pun diingatkan agar melakukan pembangunan dan tetap memperhatikan
penataan Daerah Aliran Sungai (DAS) dari hulu sampai ke hilir.
Dia berkeyakinan penyebab utama kejadian ini yakni DAS dan aliran air tidak ditata secara baik. Pemerintah dan DPRD
untuk sama-sama merencanakan dan menganggarkan pembangunan daerah yang lebih baik agar masyarakat tidak dirugikan. (*)
