Berita Flores Timur Hari Ini
Proyek Talud Pohon Bao Flotim Diduga Belum Rampung Tapi Sudah PHO
Kepala Pelaksana BPBD Flotim, Alfons Bethan mengaku langkah yang diambil itu malah menguntungkan daerah
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Amar Ola Keda
POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) BPBD Flores Timur (Flotim) mengaku proyek talud pengaman pantai Pohon Bao yang menelan anggaran Rp 7.160.594.000 sudah di-PHO. Ironisnya, sebagian fisik proyek yang bersumber dari APBD II tahun 2021 itu belum rampung.
"Sudah PHO tapi ada yang belum selesai dikerjakan. Langkah ini kita ambil untuk menyelamatkan keuangan yang sudah dianggarkan. Uang sekarang ada di rekening penyedia. Tunggu rekanan selesaikan pekerjaan, baru dicairkan," ungkap PPK BPBD, Lorens Sogen saat rapat bersama Komisi C DPRD Flotim, Kamis 17 Februari 2022.
Kepala Pelaksana BPBD Flotim, Alfons Bethan mengaku langkah yang diambil itu malah menguntungkan daerah.
Baca juga: Dinas Kesehatan Flores Timur Siapkan 6 Ribu Vial Vaksin Anak
"Harusnya mulai kerja di bulan September 2020 sesuai waktu yang diberikan satu tahun anggaran. Tapi karena ada kendala, makanya April 2021 baru dimulai proses perencanaannya. Duanya sudah jalan tapi Pohon Bao proses perencanaan di April. Sedangkan fisiknya dimulai Juni atau Juli baru dikerjakan. Bagi saya itu menguntungkan daerah," katanya.
Menurut dia, dalam mengelola anggaran, BPBD sudah berusaha maksimal untuk memanfaatkan anggaran demi pembangunan di daerah.
"Kami berusaha maksimal untuk memanfaatkam itu. Apalagi kinerja kami BPBD dipantau BNPB pusat," tandasnya.
Baca juga: Komisi C DPRD Flotim Soroti Proyek Talud Watobuku di Solor Timur di RDP
Menanggapi itu, anggota Komisi C DPRD Flotim, Muhidin Demon Sabon mengatakan langkah BPBD yang sudah mem-PHO proyek itu merupakan bentuk rekayasa administrasi.
"Seharusnya ini menjadi masalah. Niat BPBD memang baik untuk meloloskan administrasi laporan maka di PHO. Tapi, fakta lapangan, sebagian fisik belum selesai dikerjakan," tegasnya.
Untuk diketahui, program rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana itu dikerjakan oleh PT. Bumi Karya Konstruksi dengan konsultan pengawasnya PT. Sabana. (CR7)