Berita Nasional
Mertua Jenderal Dudung Abdurachman Ternyata Orang Berpengaruh di PDIP, Punya Jabatan Mentereng
Sampai saat ini, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), masih menjadi buah bibir publik.
POS-KUPANG.COM - Sampai saat ini, Jenderal TNI Dudung Abdurachman, yang menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), masih menjadi buah bibir publik.
Namanya masih disebut-sebut sejak menurunkan baliho Rizieq Shihab hingga ia menyebutkan bahwa Tuhan bukan orang Arab.
Sikap tegasnya menurunkan baliho Rizieq SHihab dan pernyataannya bahwa Tuhan bukan orang Arab, sempat mengundang kontroversial.
Ia pun dilaporkan oleh beberapa orang ke Puspom TNI Angkatan Darat (AD).
Pasca laporan tersebut, sejumlah orang mulai tampil dan membela Jenderal Dudung Abdurachman hingga situasi yang sempat memanas itu akhirnya meredup.
Baca juga: Sekarang Jadi Jenderal, Tapi Dulu Dudung Abdurachman Jadi Penjual Kue dan Loper Koran, Simak Ini
Di tengah situasi yang demikian, muncul lagi pergunjingan baru tentang mantan Pangkostrad tersebut.
Disebutkan bahwa Jenderal TNI Dudung Abdurachman adalah menantu dari politisi PDI Perjuangan.
Politisi PDIP itu juga bukan orang sembarangan. Ia merupakan jenderal purnawirawan TNI yang selama masih aktif pun mengemban jabatan mentereng.
Bahwa Jenderal Dudung itu anak dari kalangan warga sipil. Namun sang mertua adalah orang berpunya.
Mantan Pangkostrad itu pernah bercerita, bahwa dulu semasa kecil, dirinya pernah bekerja sebagai loper koran.
Kisah sedih itu berawal ketika sang ayah meninggal dunia saat ia masih remaja.
Putera ke-6 dari 8 bersaudara itu harus membantu ibunya untuk mencari sesuap nasi.
Lantaran hidup keluarganya pas-pasan, sehingga ia pun harus bekerja sebagai loper koran.
Saat menjadi loper koran, saban hari ia harus mengayuh sepeda mengantar koran ke rumah-rumah pelanggan.
Lantaran ia masih harus lagi ke sekolah, sehingga pekerjaannya sebagai pengantar koran harus dimulai dari subuh, sekitar pukul 04.00 WIB.
"Sejak meninggalnya bapak, ibu saya ini kan ya secara ekonomi ya namanya janda pensiunan PNS."
"Oleh karena itu, untuk menopang kehidupan keluarga saya jualan koran. Saya nganter koran, loper koran," tutur Dudung, pada Rabu 26 Mei 2021.
Baca juga: FAKTA! Koalisi Ulama Habaib Laporkan Jenderal Dudung Abdurachman ke Polisi Militer, Ini Pemicunya
Seusai mengantar koran, ia juga harus menjual kue klepon buatan ibunya. Ia jual ke lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.
Suatu hari, kenangnya, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas di lingkungan Kodam III/Siliwangi adalah tentara baru sehingga belum mengenalnya.
Saat itu penjaga tersebut melihat Dudung nyelonong masuk tanpa melapor. Penjaga itu pun geram, sehingga menendang jualan Dudung dan kue berhamburan.
Sejak itulah, muncul keinginan Dudung untuk menjadi perwira tinggi.

"Ditendanglah kue itu, ada 50 biji, menggelundung. Di situ saya bilang, awas nanti saya jadi perwira. Di situ saya bangkit pingin jadi tentara," kenangnya.
"Awalnya dari situ. Padahal dulu cita-cita saya pingin kuliah," kata Dudung sambil tertawa.
"Di situ saya berpikir, ini orang jangan semena-mena sama rakyat kecil. Itu enggak boleh," tuturnya.
Beberapa tahun setelah itu, Dudung berhasil masuk ke Akademi Militer di Bandung.
Dan, tiga tahun kemudian, Dudung dinyatakan lulus dengan pangkat Letnan Dua (Letda).
Dudung pertama kali bertugas di Dili, Timor Timur pada tahun 1988. Kemudian, pada tahun 1993 ia ditugaskan ke Bali.
Dari Bali, Dudung pindah lagi ke Bandung. Dudung beberapa kali berpindah kota.
Bahkan, ia pernah dikirim menjadi tim penjaga perdamaian di Filipina Selatan.
Setelah jadi perwira, Dudung pun mempersunting anak perwira TNI bernama Rahma Setyaningsih.
Rahma Bukan Anak Perwira Biasa
Ayah Rahma adalah Mayjen TNI Cholid Ghozali (17 Agustus 1943 – 14 Maret 2020) merupakan seorang perwira tinggi angkatan darat dari Indonesia.
Jabatan terakhirnya adalah Koordinator Staf Ahli KSAD.
Ia juga pernah aktif sebagai Anggota DPR RI pada tahun 1996-1998 serta aktif di Partai Bintang Reformasi dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Baca juga: KSAD Dudung Abdurachman Sebut KKB Papua Saudara Kita yang Belum Paham tentang NKRI
Mayjen TNI Cholid Ghozali pernah duduk sebagai anggota DPR RI (31 Juli 1996– 1998.
Kala itu, dia sebagai Anggota Komisi VII DPR RI.
Selain sebagai Politikus PDIP, ia adalah Ketua Dewan Penasehat Baitul Muslimin Indonesia (2011-2020), sayap PDIP.
Jenderal Cholid Ghozali wafat pada pukul 07.00 tanggal 14 Maret 2020 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. (*)
Artikel ini telah tayang dengan judul: Tak Diketahui Orang Banyak, KSAD Jenderal Dudung Ternyata Menantu Sosok Jenderal TNI, Politikus PDIP