Harga Kedelai Naik
Perajin Tahu-Tempe Ancam Mogok Produksi
Kenaikan harga kedelai dunia akan memengaruhi harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe di dalam negeri.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan perajin tahu-tempe akan melakukan aksi mogok produksi. Ini menyusul kenaikan harga kedelai global yang membuat biaya produksi melonjak.
Menurut Aip, aksi mogok tidak dilakukan secara nasional tapi hanya wilayah DKI dan sekitarnya.
"Mogok produksi dilakukan mulai tanggal 21-23 Februari 2022. Minggu depan," tuturnya dihubungi Tribun Network, Senin 14 Februari 2022.
Ia memastikan aksi mogok produksi ini akan berimbas pada kelangkaan tahu dan tempe di pasaran. "Yang sudah pasti itu Jakarta dan Bodetabek. Sementara daerah lain masih melakukan konsolidasi," katanya.
Baca juga: 20 Karung Krupuk Kedelai di Ende Mengandung Boraks, Loka POM Musnahkan
Aip menambahkan pihaknya terpaksa akan menaikkan harga jual tahu-tempe seiring melonjaknya harga kedelai.
Ia menilai harga kedelai terus mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Harga komoditas pangan ini pun sangat tergantung dengan harga dunia.
"Kenapa tergantung dunia karena kebutuhan kedelai kita sebanyak 3 juta ton, itu hanya sekitar 10 persen produk dalam negeri, 90 persen impor. Jadi harga kedelai dalam negeri dipengaruhi betul oleh harga kedelai impor," papar Aip.
Saat ini harga kedelai sudah Rp 11.000 per kilogram, di mana harga itu dapat lebih tinggi jika sudah berada di daerah-daerah.
Baca juga: Bupati Kodi Mete Panen Kacang Kedelai dan Tanam Padi di Kodi Sumba Barat Daya
"Harga kedelai Rp 11 ribu itu untuk di Jakarta saja. Kami itu produsen tempe tahu, tidak seperti usaha lain, untungnya hanya untuk makan saja, kulturnya memang begitu," jelas dia.
Sebab itu, kata Aip, harga tempe di tingkat masyarakat nantinya bisa Rp 6.000 per potong atau ukuran 300 gram, dari saat ini Rp 5.000.
"Naiknya tidak seberapa, hanya Rp 1.000, kami tukang tempe sama tahu ini hanya sekadar bisa bertahan hidup saja, agar bisa makan," tutur Aip.
Gangguan Suplai
Direktur Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan, menjelaskan faktor kenaikan harga kedelai dunia. Ia menilai kondisi kedelai saat ini terjadi karena gangguan suplai.
Baca juga: Prabowo Subianto Diperintahkan Khusus Tanam Kedelai & Bawang, Tapi Yang Dilakukan Justeru Tanam Ini
"Saya melihat di Brazil terjadi penurunan produksi kedelai. Awalnya diprediksi mampu memproduksi 140 juta ton pada Januari, menurun menjadi 125 juta ton. Penurunan produksi ini berdampak pada kenaikan harga kedelai dunia," ujar Oke.
Faktor lainnya yakni lonjakan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mencapai 7 persen. Kenaikan biaya sewa lahan dan ketidakpastian cuaca di negara produsen kedelai turut mendorong petani kedelai di AS menaikkan harga.