Berita Ekbis Hari Ini
Ketua REI NTT Sebut Harga Rumah Subsidi Dipastikan Naik Hingga 10 Persen
Bobby Pitoby mengatakan kenaikan harga bukan sebuah solusi tapi menjaga keseimbangan antara income
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Asti Dhema
POS-KUPANG.COM,KUPANG - Harga rumah Subsidi di tahun 2022 ini dipastikan naik mencapai 8 persen hingga 10 persen dari harga sebelumnya Rp 168 juta dengan Kisaran kenaikan harga antara Rp 180 juta - Rp 185 juta.
Ketua DPD REI, Bobby Pitoby menyampaikan hal ini kepada POS-KUPANG.COM, Jumat 11 Februari 2022.
"Harga ini dipastikan naik namun tinggal menunggu waktu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) untuk pembebasan PPN. Harga berkisar Rp 180 juta sampai Rp 185 juta per unit rumahnya karena sudah tidak mengalami kenaikan dalam tiga tahun terakhir ini," jelas Bobby.
Penyesuaian harga diatur sesuai dengan tingkat inflasi daerah dan juga tingkat harga satuan daerah dan lainnya.
Baca juga: REI NTT Minta Pemkot/Pemkab Lakukan Review RDTR dan Tarif BPHTB
"Penyesuaian harga dan lain-lain itu dibutuhkan jadi dari tahun-tahun sebelumnya. Sebelum pandemi itu sudah ada kenaikan setiap tahunnya yang diatur oleh peraturan sesuai dengan tingkat inflasi daerah dan juga tingkat harga satuan daerah dan lain-lain itu sudah ada kenaikannya," lanjut Bobby.
Dipihak lain juga sebagai developer ada kendala-kendala yang disebabkan gangguan penyuplaian di seluruh dunia seperti dari China, Jepang, Amerika akibat pandemi.
"Kita salah satu pihak juga sebagai developer ada kendala. Kendala kita itu berupa harga bahan bangunan yang kenaikan cukup drastis disebabkan gangguan suplai di seluruh dunia, dari China, Jepang, Amerika dan lain-lain itu gara-gara pandemi,"terangnya.
Gangguan suplai ini menyebabkan harga bahan bangunan meroket dan menjadi tantangan tersendiri bagi developer sedangkan harga rumah masih Rp 168 juta per unit khusus NTT sejak 2019 yang disebabkan pandemi Covid-19.
Baca juga: Kuota Terbatas, REI Targetkan di 2022 Terjual 3.000 Unit Rumah Subsidi di NTT
"Jadi dikarenakan ada gangguan itu, sehingga harga itu meroket luar biasa. Nah, ini menjadi tantangan tersendiri sedangkan harga rumah subsidi ini ditentukan pemerintah, tidak ada kenaikan dari tahun 2019 dikarenakan pandemi jadi tidak ada kenaikan harga masih Rp 168 juta. Khusus untuk NTT di tahun 2020 masih Rp 168 juta,di tahun 2021 masih 168 juta, di tahun 2022 ini dipastikan naik," tambah Bobby.
Menurut Bobby kenaikan harga ini bukan merupakan sebuah solusi, namun lebih kepada menjaga keseimbangan antara income dan pengeluaran developer.
"Memang tidak ada kenaikan itu dikarenakan pandemi kemarin saja namun di 2022 ini kenaikannya itu sebenarnya bukan solusi ya tetapi itu hanya supaya developer ini masih seimbang karena pengeluaran yang kita berikan misalnya tukang, bahan bangunan sudah naik kalau harga rumah belum naik, developer pasti collapse. Ini sudah menjadi satu kewajiban untuk dinaikkan harganya," terangnya.
Bobby menambahkan, butuh sosialisasi dan penyerapan yang luar biasa, karena di masa pandemi ini semua pada menahan diri dan ini menjadi faktor-faktor masalah tersendiri bagi developer.
Baca juga: Pertama di NTT, RST Wirasakti Kota Kupang Punya Alat MRI 1,5 Tesla
Pasalnya, developer ini juga kebanyakan dari mereka masih memakai pinjaman bank untuk membangun, namun jikalau tidak ada penjualan ya pengeluaranya Keluar terus tapi income-nya tidak ada, maka ini menjadi masalah
Boby melanjutkan jika developer collapse makan akan ada 173 bisnis lainnya yang ikut berdampak. Karena menurutnya dengan adanya suatu perumahan di suatu lingkungan itu ada 173 bisnis lainnya yang akan terbantu misalnya batako,semen,keramik,seng,tukang bangunan, tukang sayur,kios dan ojek.
"Jikalau developer ini collapse ini akan berentetan 173 bisnis lainnya yang berada di belakangnya karena dengan adanya suatu perumahan di suatu lingkungan itu ada 173 bisnis lainnya ikutan lain yang terbantu contohnya saja batako, semen, keramik, seng, tukang ada juga kalau sudah jadi itu Perumahan pun pasti ada mungkin tukang sayur, kios, gojek. Ini hal-hal yang mendasar saja yang terbantu jikalau ekonomi itu berputar. Jikalau ini mandek, nah ini 173 bisnis lainya akan ikut terdampak olehnya," pungkas Bobby.
Untuk mendapatkan rumah subsidi ini mudah sekali kata Boby, dengan membayar uang muka hanya Rp 1.680.000 dengan cicilan per bulannya hanya Rp 1.100.000 dalam jangka waktu 20 tahun.
Baca juga: Kinerja Bank NTT Tumbuh di Tengah Tantangan Pandemi Covid-19
Bobby mengimbau kepada semua stakeholder dan juga konsumen, jika ingin membeli rumah sekarang adalah saat yang tepat karena sebentar lagi harga rumah naik dan Maret atau April PMK sudah keluar harga efektif untuk 2022 melambung sangat tinggi.
"Kalau dari Rp 168 juta ke Rp 180 juta lumayan juga ya ada kenaikan yang cukup signifikan. Oleh sebab itu kalau mau silakan untuk mengambil rumah saat ini sekarang karena Rp 12 juta itu masih lumayan juga 8 persen - 10 persen kenaikan juga," kata Bobby.
Bobby pun berharap penjualan di 2022 lebih baik daripada 2021 dan mencoba menekan agar bisa seperti penjualan 2019.
"Kita minta dari teman-temannya mengenai penjualan sendiri Kita masih berharap dan kita yakin kalau 2022 ini pasti lebih bagus daripada 2021.Tapi kita masih mencoba untuk bisa push seperti tahun 2019 kemarin," tandas Booby.(CR16)