Berita Timor Leste
Kini Jadi Negara Merdeka, Tapi Dulu Timor Leste Takluk Dibawah Kuasa Arnaldo, Siapa Dia? Simak Ini
Mungkin tak banyak yang tahu kalau sosok yang satu ini dulu sangat ditakuti ketika Timor Leste masih dibawah kekuasaan Indonesia. Siapa sih? Simak ini
POS-KUPANG.COM - Mungkin tak banyak yang tahu kalau sosok yang satu ini dulu sangat ditakuti ketika Timor Leste masih dibawah kekuasaan Indonesia.
Namanya memang terdengar asing di telinga, namun sosoknya justeru sangat dekat dengan pemerintahan Indonesia saat itu.
Bahkan ketika Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto, sosok ini justeru jadi figur yang paling ditakuti.
Dia adalah Arnaldo dos Reis Araújo, Gubernur Pertama Timor Timur.
Dia menjabat sejak tahun 1976 hingga 1978. Meski hanya dua tahun berkuasa, tapi sosok ini paling disegani.
Pasalnya, Arnaldo dos Reis Araújo merupakan salah satu sosok yang berjuang mati-matian agar Timor Timur masuk menjadi bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca juga: Nama Timor Leste Menghilang Dari Daftar Negara Termiskin di Dunia, Ini Faktanya
Kisah tentang perjuangannya, dilansir Pos-Kupang.Com dari Kompas.com, belum lama ini.
Disebutkan, bahwa Arnaldo dos Reis Araújo, lahir pada 20 Mei 1913 di Ainaro, Timor Leste.
Sebagai anak asli Timor Timur, dia dulunya bekerja sebagai peternak sapi.
Ketika Perang Dunia 2 tengah terjadi, dia membantu Jepang. Alasannya agar Jepang bisa mengusir Portugis dari kampung halamannya.
Namun setelah Jepang takluk pada perang dunia kedua, Arnaldo dos Reis Araújo malah memilih beralih ke Indonesia.

Sosok ini dikenal sebagai figur yang sangat pro Indonesia.
Atas sikapnya yang pro Indonesia itu dibuktikannya dengan mendirikan partai politik bernama Asosiasi Demokratik Rakyat Timor.
Partai politik ini disingkat Apodeti. Partai yang satu ini didirikan pada 7 Mei 1974.
Tujuan mendirikan Apodeti adalah sebagai bukti cintanya pada Tanah Air Indonesia.
Melalui partai tersebut, Arnaldo dos Reis Araujo terus mengupayakan agar Timor Timur bergabung dengan Indonesia sebagai provinsi otonom.
Namun seiring perkembangan politik saat itu, popularitas Apodeti kalah dibanding Partai Fretilin, partai yang berkuasa di Timor Timur.
memang sejak awal, Apodeti dan Partai Fretilin tidak pernah sejalan.
Ketika Apodeti menyerukan agar Timor Timur bergabung dengan Indonesia, Partai Fretilin justeru melakukan sebaliknya.
Bahkan Fretelin secara gegap gempita memproklamasikan kemerdekaan Timor Timur dari Portugal.
Baca juga: Jelang Pemungutan Suara Pilpres, Timor Leste Segera Gelar Debat Pilpres
Namun upaya Fretelin itu harus dibayar mahal. Sebab Apodeti yang menang dan Timor Timur akhirnya menjadi bagian dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Berdasarkan catatan sejarah, pada 17 Juli 1976, Timor Timur secara resmi menjadi bagian NKRI dan dinyatakan sebagai provinsi ke-27 di Indonesia.
Sejak itu, karier Arnaldo dos Reis Araújo semakin menanjak.
Tak lama berselang setelah ditetapkannya Timor Timur jadi Provinsi ke-27 Indonesia, Arnaldo dos Reis Araújo pun langsung dilantik dengan jabatan yang strategis.
Saat itu, Presiden Soeharto mengangkat Arnaldo dos Reis Araujo menjadi Gubernur pertama Timor Timur.
Jabatan itu diemban selama dua tahun lamanya, sebelum akhirnya ia meninggal dunia pada usia 74 tahun.
Arnaldo dos Reis Araujo menghembuskan nafas terakhirnya pada 24 Januari 1988 di Dili.
Selama menjadi Gubernur, perhatian pemerintah pusat ke Timor Leste pun demikian besar.
Timor Leste seakan diperlakukan bak daerah istimewa. Sebab semua kebutuhan pemerintahan, senantiasa terpenuhi sebagaimana mestinya.
Kala Timor Timur jadi bagian dari Indonesia, Fretelin tak pernah istirahat melancarkan perang gerilyanya.
Baca juga: Timor Leste Luncurkan Strategi Nasional Perlindungan Sosial 2021-2030
Bahkan sepanjang bergabung dengan Indonesia, tak terhitung jumlahnya berapa banyak kali serangan Fretelin ke aparat TNI.
Lantaran serangan itu sangat mengganggu kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara merdeka, akhirnya TNI pun dinyatakan berhasil meringkus Xanana Gusmao.
Sejak Xanana Gusmao ditangkap hingga ditahan, sorotan dunia internasional kepada Indonesia demikian tinggi.
Isu yang dilancarkan dunia kala itu adalah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Indonesia ke Timor Timur.
Kuatnya tekanan internasional itu hingga akhirnya pada tahun 1998, Timor Timur menyatakan diri pisah dari Indonesia dengan nama Timor Leste.
Sikap mayoritas warga Timor Leste kala itu langsung memantik amarah milisi yang pro Indonesia.
Perang saudara pun tak bisa dielak. Timor Leste akhirnya menjelma sebagai neraka karena dibombardir milisi yang pro Indonesia.
Baca juga: 26 Pengamat dari Uni Eropa Akan Tiba di Timor Leste untuk Memantau Pemilihan Presiden
Belakangan ini, Timor Leste memang terus tumbuh dan berkembang. Meski penduduk negara itu hidup dibawah garis kemiskinan, namun pemerintahannya terus berkomitmen membangun negara itu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini beberapa nama telah tercatat sebagai Presiden Timor Leste. Namun sosok yang paling dikenal masyarakat, adalah Xanana Gusmao.
Meski Xanana Gusmao kini telah pensiun dari politik, namun ide dan gagasannya yang brilian, masih kuat mengakar di negara itu. (*)
Artikel ini telah tayang dengan judul: Punya Jiwa NKRI Saat Timor Leste Dicaplok Indonesia Hingga Dirikan Partai Pro-Indonesia, Inilah Sosok Orang Pertama yang Dipilih Presiden Soeharto untuk Pimpin Timor Leste