Virus Corona

WHO Merekomendasikan Dua Obat COVID-19 Baru

baricitinib dapat memperbaiki kondisi pasien COVID-19 yang parah, sotrovimab telah menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam memerangi varian Omicron

Editor: Agustinus Sape
TRIALSITENEWS.COM
WHO merekomendasikan dua jenis obat baru yang bisa digunakan untuk mengobati pasien yang terserang Covid-19, termasuk varian Omicron. 

"Bagaimana kita hidup dengan virus, bagaimana kita mengatasi dan hidup dengan lonjakan, apa yang telah kita pelajari, protokol apa yang kita dorong untuk diterapkan," kata Newsom.

Rencananya, yang akan dirilis dalam dua minggu ke depan, harus merinci seperti apa kehidupan pascapandemi kita nantinya.

"Saya pikir sangat penting bagi badan kesehatan masyarakat, dan para pemimpin untuk bersiap menghadapi kemungkinan yang berbeda," kata Dr. Michael Ben-Aderet, Co-Direktur Epidemiologi Rumah Sakit di Cedars-Sinai.

Ben-Aderet mengatakan sementara beberapa ahli suka berpikir permainan akhir COVID-19 akan terlihat seperti flu musiman yang dapat diprediksi, virus corona bisa acak, mirip dengan virus lain yang kita jalani.

"Berpikir seperti flu biasa, yang benar-benar sesuatu yang kita tangani sepanjang waktu pada tingkat yang stabil, itu akan menjadi penyakit endemik," katanya.

"Saya pikir harapan di antara para pakar kesehatan masyarakat adalah bahwa kita sedang menuju keadaan endemik di mana kita tidak akan lagi memiliki penyebaran COVID yang cepat. Kami akan memiliki, menurut saya, tingkat kehadiran COVID yang rendah di seluruh komunitas yang bisa kita tangani."

Ben-Aderet menambahkan bahwa setiap patogen terkenal, termasuk flu Spanyol, telah mengambil jalan yang berbeda untuk menjadi endemik. Tapi, cara paling efektif untuk menghadapinya tidak berubah.

"Ini mendengarkan lembaga kesehatan masyarakat kami. Anda tahu, menutupi saat diperlukan, divaksinasi sesegera mungkin, dikuatkan," kata Ben-Aderet.

Para ahli mengingatkan semua orang bahwa vaksinasi tidak hanya melindungi orang dari penyakit serius, tetapi juga membantu memperlambat penyebaran, yang memperlambat mutasi. Komponen kunci untuk rencana keluar yang sukses.

"Mungkin tidak pernah ada begitu banyak orang yang divaksinasi untuk penyakit yang sama sekaligus dalam sejarah manusia. Jadi, tidak pernah ada vaksin yang dipelajari dengan baik seperti itu," kata Ben-Aderet.

Sumber: trialsitenews.com/abc30.com

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved