Berita NTT Hari Ini
Kisruh Partai Demokrat Perlu Ada Titik Temu
Pertikaian antara kubu Jefri Riwu Kore (Jeriko) dan kubu Leonardus Lelo yang terus berlanjut akan merusak citra partai
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, KUPANG - "Saya kira dua kubu ini perlu menentukan titik temu. Karena, pertikaian antara kubu Jefri Riwu Kore (Jeriko) dan kubu Leonardus Lelo yang terus berlanjut akan merusak citra partai sekaligus juga citra para elit di partai ini. Saya kira selama beberapa pekan ini citra Partai Demokrat dan para elitnya sendiri sudah mulai memburuk di mata publik."
Hal ini disampaikan Pengamat Komunikasi Politik, FISIP Unwira Kupang, Mikhael Radjamuda Bataona, Sabtu 5 Februari 2022.
Menurut Mikhael, kondisi tersebut terjadi karena, ruang publik kita terutama ruang publik virtual sudah menjadi semacam pengadilan maya tapi nyata bagi para elit politik.
Ketika sebuah kasus terjadi, netizen akan ramai-ramai bereaksi dengan segala macam argumentasi mereka termasuk mengecam praktek-praktek politik yang menurut mereka jauh dari adab berpolitik yg baik.
Baca juga: Konsolidasi Partai Demokrat NTT Teguhkan Kebersamaan Sesama Kader
Sehingga jangan sampai persoalan ini oleh publik dilihat sebagai bukti bahwa Elit Partai Politik kurang dewasa dan rasional.
Jika dibaca secara kritis, kisruh Partai Demokrat NTT ini merupakan gabungan atau konvergensi dua bentuk konflik yang akhirnya meletup. Pertama adalah
konflik horisontal yang bisa saja dicampur dengan semacam sentimen primordial, masalah jabatan di semua DPC, keterwakilan kelompok, atau juga masalah keterbukaan dalam manajemen partai yang tidak diantisipasi dengan baik sehingga berujung pada kisruh ini.
Kedua adalah konflik vertikal antara elit di daerah dengan elit Partai Demokrat di Jakarta, yang tidak bisa lagi dibungkus, dimanage atau diatur untuk tidak nampak ke publik.
Baca juga: Konsolidasi Partai Demokrat NTT Demi Kemenangan Pilkada 2024
"Puncaknya adalah dari konvergensi dua konflik inilah yang membuat estafet kepemimpinan di partai demokrat NTT ini menjadi medium sekaligus pemicu kisruh besar ini. Artinya, publik sudah bisa membacanya demikian bahwa selama ini partai ini tidak baik-baik saja," kata Mikhael.
Dikatakan, partai ini tentu mempunyai persoalan internal yang bak api dalam sekam dan akhirnya kini meletup ke publik.
Padahal, salah satu fungsi utama partai politik adalah mendukung konsolidasi demokrasi dengan paling pertama adalah menjalankan demokrasi itu di internal partai secara konsisten.
Terutama dengan debat, diskusi, dan musyawarah untuk memutuskan segala sesuatu demi menjamin hak setiap anggota dan menjaga soliditas partai.
Tapi dengan kisruh seperti itu maka jelas akan sangat mempengaruhi relasi-relasi kekuasaan bahkan relasi sosial di internal Partai Demokrat.
Jadi menurut saya, kisruh Partai Demokrat NTT yang dipicu oleh konvergensi dua jenis konflik ini jelas sangat merugikan partai itu sendiri.