Berita NTT Hari Ini

Kisruh Partai Demokrat Perlu Ada Titik Temu

Pertikaian antara kubu Jefri Riwu Kore (Jeriko) dan kubu Leonardus Lelo yang terus berlanjut akan merusak citra partai

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
ISTIMEWA/POS-KUPANG.COM
Pengamat Komunikasi Politik, FISIP Unwira Kupang, Mikhael Radjamuda Bataona 

Dengan adanya demonstrasi yang berujung kisruh, jelas sudah menurunkan citra partai ini sekaligus juga menurunkan citra para elitnya.

Artinya, kisruh ini sangat berdampak secara sosiologis maupun psikologis. Persepsi publik tentu buruk terhadap aksi-aksi yang tidak menggunakan nalar dan debat atau diskusi.

Publik akan menaruh respek pada elit yang lebih rasional dan menggunakan nalar dalam menyelesaikan konflik kekuasaan semacam ini. 

Sebab, bagi publik, partai politik harusnya adalah alat perjuangan atau medium perjuangan para elit. Bukan tujuan perjuangan mereka. Tujuan mereka adalahah kesejahteraan rakyat. 

Jadi, menduduki jabatan di partai itu memang penting agar bisa digunakan untuk merebut kekuasaan yang bertujuan mulai untuk pengabdian kepada rakyat. Tapi bukan menjadikan partai sebagai tujuan. 

Partai hanyalah alat untuk mencapai tujuan, sehingga, ketika partai direduksi menjadi  tujuan sekaligus posisi menunjukan kekuasaan semata demi mempertahankan dan melanggengkan kekuasaan maka publik akan miris melihatnya.

Publik akan memaknainya sebagai sesuatu yang tidak elok sekaligus berbahaya. Selain itu, perlu dipahami bahwa konflik ini bisa meruntuhkan psikologi kader  Partai Demokrat sendiri. 

Bisa melemahkan soliditas mereka. Sehingga menurut saya, sebaiknya dua kubu ini menggunakan saluran-saluran komunikasi yang tersedia untuk menemukan konsensus politik. Bahwa ada kalah dan menang dalam perebutan posisi puncak di partai dengan sedikit konflik adalah hal lumrah. 

Tapi konflik yang melebar dan tidak bisa ditemukan titik temu dan solusi itu justru berbahaya bagi soliditas partai. 

 Publik tentu akan melihat kasus ini dengan segala kritik dan evaluasi bahwa sistem rekruitmen kader, dan pola kaderisasi anggota partai politik yang kurang berkualitas adalah akar kisruh parpol semacam ini.

Jadi harus menjadi perhatian serius bagi semua partai politik di Indonesia termasuk Partai Demokrat NTT.(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved