Berita Kupang

Hujan Lebat Disertai Petir Hantam Kupang dan Sekitarnya, Lalu Lintas di Trans Timor Dihadang Banjir

Hujan lebat disertai angin dan petir Kamis 3 Februari sejak siang hari menimbulkan banjir di beberapa titik jalan Trans Timor.

Penulis: Agustinus Sape | Editor: Agustinus Sape
POS-KUPANG.COM/EDY HAYON
Inilah jembatan di Oebelo yang tidak sanggup lagi mengalirkan banjir sehingga air meluber ke badan jalan. Gambar diambil pada saat tidak sedang banjir. 

Hujan Lebat Disertai Petir Hantam Kupang dan Sekitarnya,  Lalu Lintas di Trans Timor Dihadang Banjir

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Hujan lebat disertai angin dan petir Kamis 3 Februari sejak siang hari menimbulkan banjir di beberapa titik jalan Trans Timor.

Hujan yang menimbulkan banjir tersebut sempat menghambat arus lalu lintas di sepanjang jalan.

Sejauh yang dipantau POS-KUPANG.COM mulai dari Oesao, banjir yang menghambat arus lalu lintas tersebut terjadi Oesao, Babau, Oebelo, Noelbaki dan Tarus, semuanya di wilayah Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Di Oesao banjir yang menghambat lalu lintas terjadi di antara area pertokoan dan tempat jualan kue cucur. Banjir dari area pasar Oesao mengalir ke area persawahan.

Namun karena terdapat cekungan di antara pertokoan dan tempat jualan kue cucur sehingga air menjadi dalam dan susah dilewati kendaraan, terutama mobil-mobil as rendah.

Baca juga: Banjir Timor Leste Memberi Pelajaran yang Mahal

Hal yang sama terjadi di Babau, depan Mapolres Kupang. Banjir datang dari arah pemukiman di bagian selatan jalan Trans Timor melintasi badan jalan. Banjir itu tampaknya leluasa masuk ke badan jalan karena badan jalan tidak dilengkapi drainase yang memadai untuk mengalirkan banjir tersebut.

Kendaraan pun harus merangkak perlahan melintasi banjir yang tingginya mencapai badan kendaraan. Maka kemacetan lalu lintas pun tidak terhindarkan, apalagi pada sore hari arus kendaraan dari dua arah semakin padat.

Banjir yang jauh lebih hebat justru terjadi kawasan Oebelo, di jalur yang menjadi tempat masyarakat setempat memajang sokal-sokal berisi garam di kiri kanan jalan.

Baca juga: Atasi Banjir, Pemkab Matim Normalisasi Kali Wae Bobo 5.200 Meter Kubik

Banjir itu datang dari jembatan yang menghubungkan wilayah Oebelo dengan Tanah merah.

Tampaknya kolong jembatan tersebut tidak cukup besar untuk mengalirkan banjir yang sangat besar dari arah bukit-bukit di sebelah selatan sehingga banjir meluber ke badan jalan ke arah Oebelo.

Menjelang sore hari, kemacetan lalu lintas yang cukup panjang terjadi kawasan ini hingga menimbulkan antrean panjang melewati cabang masuk Taman Ziarah Yesus Maria Oebelo.

Kondisi ini terjadi hampir setiap kali musim hujan. Banjir yang paling hebat terjadi pada tahun 2015. Namun, belum ada tanda-tanda jembatan di Oebelo ini diperbaiki atau diganti dengan jembatan yang lebih besar.

Baca juga: Hujan Guyur Kota Kupang Sejak Pagi, Jalan Jenderal Sudirman, depan Hotel Astiti Banjir

Banjir juga terlihat di Noelbaki, dekat cabang jalan menuju Bendungan Tilong. Meskipun banjir di kawasan ini tidak sampai melimpasi badan jalan, namun terlihat banjir itu menjebol saluran air yang mengalirkan air dari Bendungan Tilong ke area persawahan Noelbaki.

Banjir juga tampak menggenangi badan jalan di area persawahan di Tarus dekat cabang Bimoku.

Hingga malam ini, hujan masih sesekali  dengan lebatnya, meski dengan durasi yang agak pendek, berbeda dengan hujan yang turun pada siang hari. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved