Launching Tribun Flores
Bupati Flores Timur Antonius Gege Hadjon Sebut Urgensi Tol Laut, Ungkap Faktor Hambatan Ivestasi
Bupati Flores Timur Antonius Gege Hadjon, mengungkap urgensi tol laut bagi komoditas perikanan di Larantuka
Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Hasyim Ashari
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Bupati Flores Timur Antonius Gege Hadjon, mengungkap urgensi tol laut bagi komoditas perikanan di Larantuka.
"Potensi ikan Flotim belum dikembangkan melalui produk olahan. Kami terkoneksi dengan tol laut. Kami tak menyangkal, Pelabuhan Maumere, telah mengakomodir potensi ikan Flotim," kata dia.
Ia sepakat ada yang harus diatur jika Sikka menjadi pintu keluar untuk perikanan.
"Pelabuhan Laut dan Udara, Sikka lebih mendahului. Kalau Sikka jadi pintu keluar ekspor, yang harus diurus adalah asal muasal produksi harus diperjelas. Ini harus melalui kerjasama yang baik antar pemerintah daerah di Flores," tegasnya.
Bupati Antonius juga mengungkap selain perikanan , FLotim sedang mengembangkan jagung dan sorgum
"Kita melihat jagung menjadi produk makanan pangan utama di Flotim. Produksi jagung saat ini kita mengintervensi untuk memenuhi pasar lokal. Ini berkaitan dengan remdahnya harga jagung di Surabaya dan Makassar. Jadi kita perkuat pasar lokal dengan harga Rp 4 ribu," ujarnya.
Setelah pihaknya mengintervensi, ternyata pedagang Surabaya masuk dengan harga Rp 4 ribu.
"Jadi sebenarnya petani masih punya peluang untuk mendapatkan harga yang lebih baik," tegasnya.
Ia juga mengatakan tanaman perkebunan Flotim memiliki 28 ribu hektare perkebunan rakyat.
"Produktivitas Mente 28 ribu hektar. Produktivitasnya terus menurun. Kita sedang galakkan program Manja Mente untuk meningkatkan kembali mente Flotim," imbuhnya.
Bupati juga mengatakan Mente yang keluar dari Flotim masih dalam bentuk gelondongan, belum olahan.
"Kalau bisa investasi yang masuk, bisa berusaha di bidang olahan. Sehingga Mente keluar dari Flotim dalam bentuk olahan," katanya.
Selain itu, ia juga mengatakan ada produk lain seperti Vanili, kakao, dan tanaman Biofarmaka.
"Potensi ini jadi lahan luas bagi investor masuk ke Flotim," kata Bupati Antonius.
"Beberapa tahun lalu saya menerima investor untuk vanila dan biofarmaka. Saya temukan masalah. Masalah yang sama dihadapai bupati lainnya. Selalu ditanya soal kualitas dan kuantitas. Ini tantangan. Invetasi sudah masuk, mereka bciara kuantitas dan kualitas," katanya.
"Kita tidak tahu apakah ini hanya alasan untuk meninggalkan Flotim. Yang jelas kuantitas dan kulitas jadi kebutuhan investiasi," ujarnya. (*)