Pilpres Timor Leste

Profil Ramos Horta, Calon Presiden Timor Leste, Nyaris Tewas Dalam Peristiwa Penembakan 2008

Ramos Horta dicalonkan Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Lete (CRNT), partai politik yang dipimpin Xanana Gusmao.

Editor: Alfons Nedabang
Australia Plus ABC
Jose Ramos Horta 

POS-KUPANG.COM - Mantan Presiden Timor Leste, Dr Jose Manuel Ramos Horta (72) dikabarkan kembali mencalonkan diri menjadi Presiden Timor Leste periode 2022-2027.

Pemilihan Presiden (Pilpres) Timor Leste akan digelar pada Maret 2022. Hal ini dilakukan karena masa kepemimpinan Presiden Timor Leste Taur Matan Ruak segera berakhir.

Ramos Horta dicalonkan Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Leste (CRNT), partai politik yang dipimpin Xanana Gusmao, mantan Presiden Timor Leste.

"Kami yakin Ramos-Horta akan memenangkan pemilihan umum, bukan karena siapa Ramos-Horta sebagai figur tetapi karena dukungan dari rakyat," kata anggota partai CNRT, Fransisco Dos Santos, kepada Reuters.

Baca juga: Pemilihan Presiden Timor Leste Memanas, Ramos Horta Akan Mencalonkan Diri

Sebelumnya, pada 25 Februari 2007, Ramos Horta menyatakan akan maju dalam Pemilihan Presiden Timor Leste 2007.

Ia menyatakan termotivasi oleh sejumlah hal, di antaranya dukungan berbagai pihak di negerinya.

Pada tanggal 20 Mei 2007, Ramos Horta terpilih sebagai Presiden Timor Leste yang ke-2.

Kepemimpinannya berakhir pada 19 Mei 2012.

Ramos Horta menggantikan Presiden Timor Leste sebelumnya, Xanana Gusmao.

Saat memimpin, Ramos Horta mengangkat Xanana Gusmao sebagai Perdana Menteri.

Baca juga: Pilpres Timor Leste - Batas Akhir Pendaftaran Calon Presiden 4 Februari 2022

Ketika menahkodai negara baru tersebut, Ramos Horta mengalami peristiwa penembakan pada 11 Februari 2008.

Dilansir dari www.wikipedia.org, kelompok pemberontak Mayor Alfredo Reinado menyerang kediaman. Meski selamat dari maut, Ramos Horta menderita luka parah.

Mayor Alfredo beserta seorang anak buahnya bernama Leopoldino tewas tertembak oleh FALINTIL-FDTL yang menjaga kediaman Ramos Horta.

Pada 1 Maret 2008, Amaro da Costa yang dituduh menembak Ramos Horta, ditahan setelah menyerahkan diri kepada polisi.

Baca juga: Timor Leste Bukan Saja Negara Termiskin, Bekas Bagian Indonesia ini Juga Paling Bahaya Dalam Hal ni

Sejak kejadian tersebut Ramos Horta dirawat di Royal Hospital Darwin Australia.

Kemudian pada 17 April 2008, Ramos Horta kembali ke Timor-Leste setelah dinyatakan sehat.

Berikut ini profil Ramos Horta :

Nama : Dr José Manuel Ramos-Horta, GCL
Lahir : Dili, 26 Desember 1949
Istri : Ana Pessoa
Anak : Loro Horta

Baca juga: Inilah Ragam Bahasa yang Digunakan Warga Timor Leste, Ada Bahasa Indonesia Hingga Tetun

Karier Politik

- Presiden Timor Leste (20 Mei 2007-19 Mei 2012)
- Perdana Menteri Timor Leste (8 Juli 2006-20 Mei 2007)
- Menteri Luar Negeri Timor Leste (2002-undur diri tahun 2006)
- Jubir bagi perlawanan Timor Leste di pengasingan selama pendudukan Indonesia antara 1975 dan 1999.

Ramor Horta berdarah Mestiço. Ibunya orang Timor dan ayahnya Portugis yang diasingkan ke Timor Portugis oleh diktator Salazar.

Dia dididik di sebuah misi Katolik di desa kecil di Soibada, yang belakangan dipilih oleh Fretilin sebagai markas besarnya setelah invasi Indonesia. Dari sebelas saudaranya, empat terbunuh oleh militer Indonesia.

Baca juga: Harga Makanan di Timor Leste Mahal, Disebut Masih Miskin, Tapi Warga Belanja Pakai Dollar

Ramos Horta belajar Hukum Internasional Publik di Akademi Hukum Internasional Den Haag (1983) dan di Universitas Antioch di mana ia mendapatkan gelar Master dalam Studi Perdamaian (1984).

Dia terlatih dalam Hukum Hak Asasi Manusia di Institut Internasional Hak-hak Asasi Manusia di Strasbourg, Prancis (1983).

Ramos Horta juga mengikuti kelas-kelas pascasarjana dalam Kebijakan Luar Negeri Amerika di Universitas Columbia di New York (1983).

Dia juga adalah anggota Perkumpulan Senior College St Anthony, Oxford, England (1987).

Baca juga: Putra Alor-NTT Masuk Skuad,Daftar Nama Pemain Timnas Indonesia Dipanggil Bentrok Timnas Timor Leste

Ramos Horta sangat aktif terlibat dalam pengembangan kesadaran berpolitik di Timor Portugis yang menyebabkannya diasingkan selama dua tahun pada 1970-1971 ke Afrika Timur Portugis.

Ini adalah sebuah tradisi keluarga karena kakeknya juga pernah diasingkan, dari Portugal ke pulau Azores, kemudian ke Cape Verde, Guinea Portugis dan akhirnya ke Timor Portugis.

Ramos Horta adalah seorang moderat di kalangan kepemimpinan nasionalis Timor yang sedang muncul.

Ia diangkat menjadi Menteri Luar Negeri dari pemerintahan "Republik Demokratis Timor Leste" yang diproklamasikan oleh partai-partai pro-kemerdekaan pada November 1975.

Baca juga: Laut China Selatan Mulai Makan Korban, 7 Terluka Setelah Jet F-35 Jatuh di Kapal Induk Milik Amerika

Ketika diangkat menjadi menteri, Ramos Horta baru berusia 25 tahun. Ia meninggalkan Timor Leste tiga hari sebelum pasukan-pasukan Indonesia menyerang, untuk memohon pembelaan bagi kasus Timor di depan PBB.

Ramos Horta tiba di New York untuk berpidato di depan Dewan Keamanan PBB dan mendesak mereka untuk mengambil tindakan terhadap militer Indonesia yang melakukan pembantaian atas lebih dari 200.000 orang Timor Timur selama 1976 dan 1981.

Ramos Horta adalah Wakil Tetap Fretilin untuk PBB selama 10 tahun.

Baca juga: Bagaimana Angkatan Laut AS Dapat Mencegah Fait Accompli Antara China dan Taiwan

Peraih Nobel

Pada Desember 1996, Ramos Horta meraih Penghargaan Perdamaian Nobel.

Rekan senegaranya, Uskup Carlos Filipe Ximenes Belo juga meraih Nobel.

Komite Nobel memilih kedua penerima ini untuk 'usaha giat untuk mencegah penindasan terhadap sekelompok kecil rakyat', dengan harapan bahwa 'penghargaan ini akan mendorong usaha-usaha penyelesaian konflik di Timor Leste secara diplomatik berdasarkan hak rakyat untuk menentukan nasibnya sendiri.

Baca juga: Piala Afrika Makan Korban: Sedikitnya Delapan Tewas dalam Kecelakaan di Stadion Kamerun

Komite ini menganggap Ramos Horta sebagai juru bicara internasional terkemuka bagi perjuangan Timor Leste sejak 1975.

Apakah langkah politik Ramos Horta kali ini membawanya kembali memimpin Timor Leste? (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved