Renungan Harian Katolik
Renungan Katolik 22 Januari 2022: Spero Meliora; Mengharapkan yang Terbaik dalam Ketidakpastian
Umumnya orang ingin mendapatkan kepastian, pegangan dan kejelasan dalam hidup, termasuk kejelasan informasi dalam berkomunikasi.
Ia berusaha mengurangi ketidakpastian dan kecemasan setiap orang yang mendatangi-Nya. Orang sakit disembuhkan. Yang tuli mendengar, yang lumpuh berjalan, yang disingkirkan dalam masyarakat dirangkul.
Zakeus pemungut cukai yang pendek diajak berkomunikasi dan bahkan bertamu di rumahnya.
Hukum Cinta Kasih diwartakan dan dilakukan Yesus.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Januari 2022: Tuduhan
Sebagaimana kehadiran Yesus yang menghadirkan sukacita, kepastian informasi dan mengispirasi banyak orang untuk selalu berpikir baik dan melakukan kebajikan, demikian juga setiap umat beriman dipanggil dan diutus ke tengah dunia untuk mewartakan Kabar Gembira yang memberi peneguhan, mengurangi kecemasan, membangun pengharapan serta menginspirasi banyak orang untuk bangkit menata diri dan berjalan bersama menjadi lebih baik, kreatif, produktif , bijak dan ikut berpartisipasi dalam membangun harmoni hidup dan kemajuan dunia yang lebih manusiawi, bekualitas, dan bermakna.
Bagaimanapun juga ketidakpastian dan kecemasan mesti dikurangi dan dibuat menjadi jelas dengan bijak bertutur dan terukur bertindak dalam bimbingan terang Roh Kudus - Roh Cinta Kasih yang tiada hentinya mengobarkan kesetiakawanan dan sukacita berkanjang. Salve.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 22 Januari 2022:

Bacaan Pertama: 2 Samuel 1:1-4.11-12.19.23-27
"Para pahlawan gugur di medan perang."
Setelah Saul mati, dan ketika Daud kembali sesudah memukul kalah orang Amalek dan tinggal dua hari di Ziklag, maka datanglah pada hari ketiga seorang dari tentara, dari pihak Saul, dengan pakaian terkoyak-koyak dan tanah di atas kepala.
Ketika ia sampai kepada Daud, sujudlah ia ke tanah dan menyembah.
Bertanyalah Daud kepadanya, "Dari manakah engkau?" Jawabnya kepadanya, "Aku lolos dari tentara Israel."
Bertanyalah pula Daud kepadanya,: "Apakah yang terjadi? Coba ceriterakan kepadaku." Jawabnya: "Rakyat telah melarikan diri dari pertempuran; bukan saja banyak dari rakyat yang gugur dan mati, tetapi Saul dan Yonatan, anaknya, juga sudah mati."
Lalu Daud memegang pakaiannya dan mengoyakkannya; dan semua orang yang bersama-sama dengan dia berbuat demikian juga. Dan mereka meratap, menangis dan berpuasa sampai matahari terbenam karena Saul, karena Yonatan, anaknya, karena umat Tuhan dan karena kaum Israel, sebab mereka telah gugur oleh pedang.
Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa gugur para pahlawan!
Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa.