Renungan Harian Katolik

Renungan Katolik 22 Januari 2022: Spero Meliora; Mengharapkan yang Terbaik dalam Ketidakpastian

Umumnya orang ingin mendapatkan kepastian, pegangan dan kejelasan dalam hidup, termasuk kejelasan informasi dalam berkomunikasi.

Editor: Agustinus Sape
Dok Maxi Un Bria
RD Florens Maxi Un Bria dengan latar belakang menara Pizza Italia. 

Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Januari 2022: Spero Meliora; Mengharapkan yang Terbaik dalam Ketidakpastian (Markus 3 : 20-21)

Oleh: RD. Maxi Un Bria

POS-KUPANG.COM - Ketidakpastian dan kecemasan dalam hidup dan proses komunikasi sesungguhnya tidak diinginkan setiap orang.

Umumnya orang ingin mendapatkan kepastian, pegangan dan kejelasan dalam hidup, termasuk kejelasan informasi dalam berkomunikasi.

Sering manusia dihadapkan dengan kondisi ketidakpastian, kecemasan dan pergumulan dalam ziarah hidup dan dinamika interaksi sosial.

Setidak-tidaknya hal-hal inilah yang dialami Daud, Saul dan Yonatan sebagaimana yang dinarasikan dalam Kitab Kedua Samuel ( 1 :1-27 ).

Daud mengharapkan yang terbaik atas hidup Saul dan Yonathan. Perlindungan atas hidup, keselamatan dan sukacita.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 22 Januari 2022: Melampaui Keanehan

Hal ini telah menjadi alasan mengapa Daud bersama bangsa Israel sangat berduka dan berpuasa setelah mendengar berita tentang kematian Saul dan Yonathan.

Memang benar ungkapan, sahabat beriman yang sejati, menjadi saudara dalam duka sepanjang waktu . Sahabat sejati selalu mengharapkan yang terbaik dan terindah bagi hidup sesamanya. Dan waktulah yang akan mengungkapkan semuanya (Omnia Tempus revelat).

Charles Berger tentang Uncertainty Reduction Theory ; Teori pengurangan ketidakpastian mengatakan bahwa pengalaman perjumpaan dengan orang-orang asing maupun orang-orang yang kita kenal mungkin penuh dengan ketidakpastian.

Dalam komunikasi yang berlangsung sangat tidak mudah untuk mengetahui dengan pasti keyakinan, sikap, nilai dan emosional lawan bicara baik dalam percakapan face to face maupun percakapan dengan menggunakan media elektronik dan digital.

Karena semua percakapan memiliki ukuran ketidakpastian.

Ketika kita menulis, berbicara dan bertindak, kita mungkin mengatakan atau melakukan sesuatu yang mungkin menghasilkan sesuatu yang tidak diharapkan (Stephen Lettle John 2009 : 219 ).

Proses komunikasi yang dibangun Daud dengan Saul serta Yonathan sebelumnya berada dalam kondisi ketidakpastian keyakinan, sikap, motivasi, nilai serta emosional yang dimiliki masing-masing mereka.

Daud memiliki keyakinan, motivasi dan sikap, nilai serta harapan yang terbaik bagi hidup dan keselamatan Saul bersama keluarganya.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 20 Januari 2022: Memiliki Wibawa dan Citra Diri yang Baik

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved